Nakita.id - Tidur merupakan kegiatan istirahat yang paling efektif.
Dengan tidur, segala rasa lelah dan juga penat akan segera hilang.
Tetapi tanpa disadari, ada beberapa gangguan saat tidur, salah satunya adalah henti napas atasu yang dikenal dengan sleep apnea.
Parahnya, sleep apnea apabila dialami anak-anak akan mengubah perilaku dan kecerdasannya.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang mengganggu pernapasan atau henti napas saat tidur.
Penelitian baru dari laboratorium tidur University of Chicago, membuktikan lewat uji neurokognitif dan MRI bahwa mendengkur berakibat langsung pada otak.
BACA JUGA: Tidur Mendengkur Saat Hamil Ternyata Berisiko Bagi Kesehatan Janin
Berbagai data menunjukkan bahwa sekitar 5 persen anak didapati mendengkur saat tidur dan menderita sleep apnea.
Anak mendengkur lalu saluran napasnya menyempit hingga tak ada udara yang bisa lewat.
Akibatnya anak seolah tercekik dalam tidur. Karena sesak ia akan terbangun sejenak.
Proses tidur pun terpotong. Walau anak tidak sampai terjaga, tapi episode ini sudah memotong proses tidur.
Akibatnya kualitas tidurnya buruk dan penderita sleep apnea akan mengalami hipersomnia atau kantuk berlebihan di siang hari.
BACA JUGA: Moms, Ini Lho 6 Solusi Mendengkur yang Sangat Efektif Bantu Tidur
Hanya saja, pada anak, kantuk akan tampak sebagai gejala hiperaktivitas dan gangguan konsentrasi.
Penurunan fungsi otak
Para peneliti menilai fungsi dan citra otak anak usia 7-11 tahun.
Hasil MRI dibandingkan dengan anak yang tidak tidur ngorok, hasilnya sangat mengejutkan.
Anak-anak dengan sleep apnea memiliki pengurangan volume gray matter di otaknya.
Fungsi gray matter adalah untuk memroses informasi di otak, termasuk membuat keputusan, kontrol diri, persepsi, ingatan, gerakan, dan kemampuan bicara.
BACA JUGA: Konsumsi 6 Bahan Makanan Ini, Agar Anak Tidur Nyenyak Nanti Malam!
Bagian yang terganggu pada otak antara lain:
1. Korteks frontal: berkaitan dengan gerakan, bahasa, ingatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan.
2. Korteks prefrontal: memprosis perilaku kompleks, kepribadian dan perencanaan.
3. Korteks parietal: mengintegrasikan masukan sensorik.
4. Lobus temporal: yang mengatur fungsi-fungsi pendengaran.
5. Batang otak: mengatur fungsi-fungsi nafas dan jantung.
BACA JUGA: 5 Kesalahan Saat Membiasakan Anak Tidur Sendiri
Para ahli menyimpulkan adanya hubungan antara sleep apnea dan hilangnya neuron dan pelambatan pertumbuhan syaraf pada otak anak.
Walau penelitian ini masih baru dan dilakukan hanya pada sejumlah kecil anak, tapi hasilnya sangat signifikan.
Diperkirakan anak akan mengalami penurunan IQ antara 8 hingga 10 poin.
Angka yang relatif aman jika IQ anak Anda lebih dari 150.
Tapi bagaimana jika IQ nya hanya rata-rata saja? 8-10 poin bisa sangat berarti.
Para ahli juga mengingatkan, kerusakan pada otak atau gagalnya muncul suatu potensi otak, tidak akan bisa dipulihkan ketika sleep apnea sudah diatasi.
Sebab itu deteksi dan perawatan sleep apnea harus dilakukan sedini mungkin.
BACA JUGA: Bayi Tidur Mendengkur? Waspadai Masalah Ini
(Artikel ini pernah dimuat di Kompas.com dengan judul Mendengkur pada Anak Berakibat Langsung pada Otak)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR