Nakita.id - Menjalani puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Dari segi kesehatan, ketika orang berpuasa, terjadi proses yang menyehatkan tubuh.
Saat puasa tubuh akan membuang racun-racun (detoksifikasi) yang sudah menumpuk lama dalam tubuh.
Pada akhirnya, puasa bersifat total dan holistik (menyeluruh). Artinya, bukan saja terjadi pencerahan jiwa dan pikiran karena patuh menjalankan perintah agama, tapi juga terjadi pembersihan yang menyangkut fisik.
BACA JUGA: Waspada, Anak Mendengkur Bisa Jadi Sedang Terjadi Gangguan Di Otak
Setelah masa akil balig, setiap umat Islam wajib berpuasa sejak subuh hingga magrib selama sebulan penuh.
Namun, tak demikian halnya pada anak balita.
Menurut dr. Eva J. Soelaeman Sp.A, dari RSAB Harapan Kita, sejak usia 4 tahun anak boleh diajarkan berpuasa, tapi latihan berpuasa ini sebaiknya hanya sebentar saja.
"Secara medis, yang paling aman untuk anak balita adalah puasa setengah hari." Soalnya, lanjut Eva, anak balita tengah berada pada fase pertumbuhan.
"Banyak organ tubuhnya yang belum berkembang sempurna. Mereka masih membutuhkan asupan gizi yang lebih lengkap dan lebih banyak dari orang dewasa."
Selain itu, cara kerja enzim-enzim dalam usus anak pun berbeda dari orang dewasa.
"Pada orang dewasa, puasa berguna untuk membersihkan perut dan mengistirahatkan usus. Sedangkan pada anak, usus justru harus bekerja terus untuk mengaktifkan enzim-enzim yang membantu pertumbuhan."
Itulah sebabnya, pada anak-anak, yang penting adalah makan sedikit-sedikit tapi sering, termasuk juga minumnya harus sering karena kebutuhan cairannya banyak.
BACA JUGA: Anak Kedua Sule Unggah Potret Bersama Ibunya, Warganet: Kangen Mama?
Oleh karena itu, tidak semestinya memaksakan anak balita berpuasa sehari penuh. "Ini bisa berbahaya!" tukas Eva.
"Apalagi kalau si anak yang sudah lemas lalu muntah-muntah tapi tetap saja memaksakan puasa. Bisa saja itu sudah menandakan si anak mengalami dehidrasi," lanjutnya.
Bahaya lain, anak bisa kehilangan berat badannya (BB). Padahal di usia ini anak justru tak boleh kehilangan BB.
"Kalau BB-nya turun, puasa jangan diteruskan. Nanti malah bisa menyebabkan kesehatan anak terganggu."
BACA JUGA: Berstatus Duda, Sahrul Gunawan Ungkap Rasa Kesepian di Bulan Ramadan ini
Balita gemuk pun, puasanya tak boleh seperti orang dewasa.
Soalnya, anak gemuk membutuhkan cairan yang sangat banyak.
"Jadi, dia harus sering minum." Hal ini disebabkan, aktivitas anak masih tinggi.
"Enggak mungkin, kan, anak disuruh diam. Pasti dia akan tetap main. Nah, keringat yang keluar itu bisa memancing dehidrasi."
Jadi, bila anak sudah merengek lapar, apalagi sampai berkeringat dingin dan tampak lemas, "Ibu-ibu jangan ragu untuk menyetop puasa si kecil. Kalau dibiarkan, anak malah bisa syok dan dehidrasi."
Prinsipnya, mengajari anak berpuasa itu penting. Namun harus pula diperhatikan sehat-tidaknya si kecil dalam menjalankan puasa.
Untuk itu, sediakan makanan dan minuman yang tepat untuk bersahur dan berbuka.
BACA JUGA: Dibilang Kurang Cantik Berjerawat, Anak Mona Ratuliu Tanggapi Secara Bijak
POLA MAKAN BIJAK SELAMA BERPUASA
Aagar kondisi tubuh anak tetap prima selama berpuasa, maka makanannya harus mendapatkan perhatian ekstra.
Inilah tip dari Eva menyangkut makanan untuk si buah hati yang tengah berpuasa:
*Menu makanan berbuka dan sahur untuk anak sama saja dengan menu orang dewasa.
BACA JUGA : Sering Terlihat Kenakan Hijab, Benarkah Ryana Dea Mantap Berhijab?
*Biasanya rasa lapar saat berpuasa dipicu oleh turunnya kadar gula dalam tubuh.
Nah, saat berbuka anak perlu diberi konsumsi makanan yang mengandung gula, semisal teh manis hangat, kue-kue manis, serta beragam makanan manis lainnya.
Minuman hangat lebih dianjurkan mengingat kondisi lambung yang sebelumnya kosong. Namun bukan berarti minuman dingin dilarang.
*Gula mudah diserap dalam tubuh menjadi sumber energi, sehingga anak bisa segera fit kembali setelah mengonsumsinya.
Aktivitas bermainnya maupun beribadah bersama orang tua bisa tetap dilakukan.
*Oleh karena gula bersifat mudah diserap, maka energi yang dihasilkan juga memiliki waktu yang relatif singkat.
Pada malam hari, ada baiknya anak makan lagi sebelum tidur atau pada saat-saat senggang di waktu malam.
BACA JUGA: Bos Minyak Audisi Istri Baru, Anaknya Diminta Seleksi 2 Ribu Calon Ibu!
* Untuk sahur, perbanyaklah makanan dari jenis protein dan lemak seperti daging, nasi, telur, ikan, dan lainnya.
Makin besar lemak dan protein yang dikonsumsi saat sahur, otomatis cadangan energi yang dimiliki si buah hati juga lebih besar.
Meski juga harus diingat, si kecil tak boleh makan sampai kekenyangan, karena dampaknya pun kurang baik. Lambungnya penuh dan perutnya terasa tak enak.
*Sifat lemak dan protein yang proses pembakaran energinya lebih lama ketimbang gula, menjadikan rasa lapar yang muncul juga waktunya lebih lama.
*Jenis makanan tambahan seperti vitamin atau susu juga tetap perlu diberikan.
Apalagi saat berpuasa, anak tentu memerlukan energi yang lebih besar ketimbang saat hari-hari biasa.
Hanya saja, hati-hati dalam memilih vitamin. Jangan sampai kita memberikan vitamin penambah nafsu makan, karena malah membuatnya jadi cepat lapar.
*Jangan memberi makanan dan minuman yang merangsang selama berbuka puasa, karena akan mengganggu kerja lambung misalnya makanan yang asam, bersantan, atau pedas.
BACA JUGA: Di Balik Layar, Ternyata Segini Bayaran Makeup Artist Para Seleb
* Perbanyak juga konsumsi serat karena akan membantu melancarkan buang air besar (BAB).
Kalau susah BAB, biasanya anak jadi malas ke kamar mandi padahal ini berbahaya karena kotoran di perut semakin menumpuk.
Pola pemberian makanan yang tepat tentu akan membantu si buah hati untuk berpuasa tanpa merasa cepat lapar.
Sehingga baginya, berpuasa merupakan ibadah yang menyenangkan.
BACA JUGA: Terkuak, Ternyata Billy Syahputra Sempat Ingin Menikahi Syahnaz Sadiqah
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR