Nakita.id - Moms, umumnya perilaku negatif batita muncul karena anak belum dapat mengungkapkan ketidaknyamanannya dengan kata-kata.
Nah, sebenarnya secara ilmu psikologi ada banyak penyebabnya, jika dibagi ada penyebab dari dalam diri dan di luar diri si anak.
BACA JUGA : Jangan Dimarahi, Begini Cara Bijak Mengatasi Perilaku Negatif Anak
Faktor Emosi
Perilaku negatif umumnya berkaitan dengan masalah emosi/ perasaan. Emosi mendorong anak berperilaku negatif, semisal berteriak, menangis, ngambek, ketika ia merasa tidak senang dengan sesuatu hal.
Nah, karena si batita tidak nyaman dengan emosi-emosi ”negatif” yang sedang dirasakan, sekaligus tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, bahkan tidak mengerti apa yang sebenarnya dia rasakan, akibatnya muncullah tindakan fisik untuk mengatasinya.
Contoh, ia marah kepada teman, tetapi ia tidak bisa bilang, “Saya kesal karena kamu diam saja meski diajak bicara,” sehingga ia pun memukul untuk menunjukkan kekesalannya.
BACA JUGA : Ini Moms, Cara Efektif Mengatasi Batita yang Suka Memukul
Energi yang berlebih
Energi yang berlebih jika tidak disalurkan secara tepat dapat berkontribusi pada perilaku negatif, khususnya agresivitas.
Lewat sikap agresifnya, secara tak langsung Si Kecil mengeluarkan energinya itu.
Agresivitas biasanya membutuhkan banyak energi.
Berada pada situasi terkontrol/terstruktur dimana mereka harus memusatkan perhatian secara penuh selama beberapa waktu yang sudah melampaui batas waktu kemampuan anak, biasanya juga bisa berperan dalam munculnya agresivitas.
Jika anak usia 1,5 tahun yang sebenarnya belum bisa berkonsentrasi penuh lebih dari 15 menit dituntut diam, biasanya mereka gelisah.
Kegelisahan ini sangat mungkin muncul dalam bentuk menangis atau bahkan merusak.
BACA JUGA : Moms Ternyata Begini Cerdas Mendisiplinkan Batita Sesuai Tahap Usia
Egosentrisme
Egosentrisme adalah ketidakmampuan anak untuk memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain. Anak usia 1—3 tahun memang berada dalam fase egosentris.
Ia masih sulit untuk memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Jika ia mau mainan itu, ya diambillah, tidak peduli mainan itu milik orang lain dan orang itu tidak memberikan mainannya kepadanya.
Egosentrisme bisa saja turut berperan dalam perilaku negatif, tetapi bukan sumber penyebabnya. Maksudnya, semua anak batita umumnya memang masih egosentris, tetapi tidak semua anak usia ini kerap berperilaku negatif.
Egosentrismenya bisa berperan dalam hal membuat anak sulit memahami bahwa perilakunya menyakiti atau mengganggu, tetapi bukan itu penyebab yang membuatnya melakukan hal-hal negatif atau berperilaku sulit.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Yoan A.D. Nayoan |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR