- Selalu berbicara atau berpikir tentang kematian.
- Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, sulit tidur dan makan) yang semakin lama semakin memburuk.
- Memiliki “harapan untuk mati”, sering nekat dan melakukan hal-hal yang berisiko menyebabkan kematian, seperti ngebut di jalan atau menerobos lampu merah.
- Kehilangan minat terhadap sesuatu yang sebelumnya sangat ia sukai.
BACA JUGA: Angka Kematian Akibat Bunuh Diri Tinggi! Perlu Cermat Tanda-tandanya
- Sering mengatakan bahwa hidupnya hancur, tidak ada harapan, merasa tidak bisa membantu apapun, dan tidak berguna.
- Mudah menyerah, keinginannya cenderung berubah-ubah.
- Sering mengatakan kalimat seperti “Akan lebih baik kalau aku tidak ada,” atau “Aku ingin mati saja”.
- Tiba-tiba, secara tidak terduga berubah dari sangat sedih menjadi sangat tenang dan bahagia.
- Membicarakan tentang bunuh diri atau membunuh seseorang.
- Bertemu atau menghubungi teman dan keluarga untuk mengatakan selamat tinggal. Bisa lewat percakapan langung atau lewat surat.
- Menyelesaikan permasalahan yang ada atau mengubah wasiat
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Kompas.com,WebMD.com,variety.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR