3. Menunda jawaban
Boleh juga orangtua menunda jawaban. Setelah orangtua mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, barulah jawaban diberikan. Perilaku menunda jawaban juga dapat dilaksanakan ketika orangtua merasa kaget dan tidak siap memberikan jawabannya. Ini kerap terjadi pada pertanyaan-pertanyaan yang “berbau” seks (sex education). Pertanyaan seputar seks bisa jadi muncul pada rentang usia ini. Nah, sebaiknya jawabannya yang diberikan tidak perlu mendalam.
4. Bersama-sama mencari jawabannya
Selain menunda jawaban, untuk menyiasati menjawab pertanyaan anak yang sulit, juga bisa dilakukan dengan mengajak anak bersama-sama mencari jawabannya. Entah lewat ensiklopedia, berkunjung ke perpustakaan, atau surfing di dunia maya.
Baca Juga: Meski Sudah Cerai, Dads Masih Perlu Berperan Sama dalam Mengasuh Si Kecil, Ini Tipsnya
Kegiatan ini sekaligus dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menciptakan kebiasaan yang baik dengan mencari jawaban sendiri, serta menjalin kedekatan orangtua dan anak.
5. Jangan jadikan tameng
Penting diingat, perilaku menunda jawaban sebaiknya tidak menjadi “tameng pelindung” bagi orangtua setiap kali anak bertanya. Karena malas menjawab, orangtua dengan entengnya berkata, “Jawabannya nanti saja, ya” atau “Maaf, Mama tidak tahu jawabannya.” Padahal orangtua tahu dan memiliki kesempatan untuk menjawab. Jika itu terjadi, bisa-bisa anak kehilangan kepercayaan karena orangtuanya tidak tahu apa-apa. Anak pun jadi malas bertanya lagi.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
KOMENTAR