Nakita.id - 66 tahun sejak 2 Juni 1953, Ratu Elizabeth telah resmi menjadi Ratu Elizabeth II.
Saat perayaan kenaikan tahta tersebut, banyak masyarakat yang bertanya bagaimana tahta dan juga aksesi kerajaan saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia.
Apa yang akan terjadi? Akankah Charles menjadi Raja Charles III?
Operasi London Brigde
BACA JUGA: Pertama dalam Sejarah Kerajaan, Ratu Pilih Meghan Markle Temani Perjalanannya dengan Kereta Kerajaan
Pertama, ketika kematian Ratu telah dikonfirmasi oleh kerajaan, akan muncul kode yang digunakan kerajaan untuk meneruskan informasi ke perdana menteri.
Apabila pemimpin sedang tertidur, pegawai mereka akan membangunkannya dan memberi informasi bahwa 'London Bridge sedang runtuh'.
Perdana menteri akan tahu betul, ini artinya Ratu Elizabeth II telah meninggal dan akan terjadi serangkaian acara sampai pemakamannya yang kemudian disebut Operasi London Brigde.
Kemudian, pemerintah Inggris akan memberi informasi pada pemerintahan asing yang akan membentuk bagian penting untuk melanjutkan informasi ke 15 pemerintahan di luar Inggris.
BACA JUGA: Tak Pernah Tersorot Media, Inilah yang Dilakukan Ratu Elizabeth II Saat Pemakaman Putri Diana
Setelah itu, pesan akan diteruskan ke 36 negara lain di Persemakmuran.
Berita menyebar
Setelah itu, media akan mulai menulis untuk memberi informasi kepada publik umum tentang dimulainya periode berkabung.
Di zaman yang serba media sosial ini, sangat mungkin berita akan meluas sepersekian detik melalui berbagai platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.
Sebuah newflash akan diunggah oleh Press Association untuk menginformasikan media di seluruh dina secara bersamaan perihal meninggalnya sang Ratu.
BACA JUGA: Perlakuan Pangeran Charles Ini Buktikan Rasa Cintanya Pada Camilla!
Di saat yang sama, lampu biru di seluruh stasiun radio komersial akan mulai berkedip untuk mengingatkan kepada penyiar untuk mengalihkan semua berita yang sedang disiarkan, dan mengganti musik duka untuk sementara waktu.
Hal serupa dilakukan pada penyiar televisi. Bahkan para penyiarnya dianjurkan memakai pakaian serba hitam dan mengangkat berita dengan dominasi yang sama, yaitu berkabungnya Kerajaan Inggris, bahkan selama berminggu-minggu.
Periode berkabung
Setidaknya, Inggris akan mengalami periode berkabung selama 12 hari setelah kematian Ratu.
BACA JUGA: Mewah! Hadiah Pernikahan Ratu Elizabeth II untuk Pangeran Harry-Meghan
Berita kematian Ratu akan mengambil alih seluruh industri keuangan di berbagai jadwal media, baik elektronik maupun media cetak.
Bahkan kematian Ratu disinyalir memiliki dampak pasar dan saham bank negara cukup besar.
Cara pengumuman kematian
Tidak seperti selebritis pada umumnya, kematian Ratu tidak diumumkan secara langsung dan terbuka.
Kematiannya diumumkan berdasarkan bagaimana dia meninggal dunia.
BACA JUGA: Jadi Cucu Kesayangan, Intip Momen Kebersamaan Pangeran Harry dan Ratu
Misalkan kematiannya karena penyakit lama, ia telah diberi tempat untuk saat-saat terakhirnya.
Saluran BBC, sebagai saluran yang didanai oleh pembayar lisensi akan mengumumkan kematiannya pertama kali.
Ketika meninggalnya di tempat umum seperti yang dialami Diana, istana akan memiliki sedikit kendali dalam penyebaran beritanya.
Setelah pengumuman awal kematian Ratu, BBC akan membatalkan seluruh acara komedi sampai upacara pemakaman Ratu selesai.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Panggilan Sayang yang Diberikan Pangeran Philip pada Ratu Elizabeth
Akankah Charles menjadi Raja Charles III?
Charles merupakan antrean pertama dalam tahta kerajaan saat ibunya meninggal dunia.
Otomatis, Charles akan menjadi Raja Charles III.
Sebelumnya, Raja Charles I pernah memerintah mulai 1625-1649, disusul kemudian Raja Charles III dari 1660-1685).
Sedangkan sebelum Elizabeth, ayahnya Raja George VI memegang tahta kerajaan.
Tahta kerajaan tidak akan pernah kosong, kedaulatan bisa melewati aksesi dari penobatan demi penobatan.
BACA JUGA: Terkesan Dingin, Ini Perlakuan Manis Ratu Elizabeth II Pada Meghan Markle
Source | : | The Guardian,metro.co.uk |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR