Nakita.id - Berbicara mengenai kasih sayang orangtua, nampaknya tak akan ada yang bisa membalasnya.
Namun, seiring pertumbuhan usia anak pun lupa bahwa mereka juga beranjak tua.
Perasaan yang jarang mereka ungkapkan namun sebetulnya mereka rasakan, salah satunya ketika anak-anak mulai beranjak dewasa.
Tak bisa ditampik, akan ada waktunya anak akan meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan, bekerja dan membina rumah tangga.
Walau terkesan menerima, ada perasaan campur aduk yang dirasakan sebagian besar orangtua.
BACA JUGA: Memiliki Penduduk Berumur Panjang, Seperti Ini Pola Makan Sehat ala Orangtua Jepang!
Perasaan sedih, kehilangan dan menerima kenyataan bahwa anak-anak harus menghadapi dunia dan hidup mandiri.
Perasaan untuk melepaskan anak, menjadi masa sulit tersendiri bagi orangtua.
Apalagi ketika anak akan pergi ke tempat yang jauh untuk merantau.
Kesedihan itu bukan karena ia tidak ingin anaknya sukses, namun ada perasaan kehilangan akan anak-anak yang dirawat dan dibesarkannya.
Kondisi ini disebut sindrom sarang kosong (empty nest syndrome).
BACA JUGA: Sindrom Kaki Gelisah Bikin Tidak Nyaman, Ini Cara Mengatasinya Moms
Sindrom ini bukanlah diagnosis klinis, namun suatu kondisi dimana timbul perasaan kesepian atau kesedihan yang terjadi dalam diri orang tua setelah anak-anak tumbuh dan meninggalkan rumah.
Juga timbul rasa khawatir, apakah anak-anaknya akan aman jika tidak bersama mereka, atau apakah anak-anak bisa mengurus dirinya sendiri ketika tidak lagi bersama orangtua.
Di masa lalu, penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang mengalami sindrom sarang kosong akan mengalami perasaan kehilangan yang mendalam.
Hal ini sangat mungkin membuat mereka rentan terhadap depresi, konsumsi alkohol berlebihan, krisis identitas dan konflik perkawinan.
Orangtua perempuan cenderung mengalami fase lebih berat dalam sindrom ini, namun orangtua pria juga bisa mengalami perasaan kehilangan yang sama ketika buah hatinya telah dewasa dan meninggalkan rumah.
BACA JUGA: Belajar dari Pengalaman Fenita Arie, Begini Moms Cara Ampuh Menghemat Listrik di Rumah
Gejala umum sindom sarang kosong diantaranya sedih dan kehilangan mendalam, walaupun anak pergi tak terlalu jauh dari rumah orangtua.
Bahkan, seringkali orangtua akan merasa khawatir berlebihan, cemas, merasa kehilangan makna kehidupan dan menangis berlebihan.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sindrom sarang kosong dapat mengurangi konflik kerja dan keluarga, serta memberi orangtua banyak manfaat lainnya.
Ketika anak terakhir meninggalkan rumah, orangtua akan memiliki kesempatan baru yang mungkin selama ini tak sempat dilakukan karena semua waktunya tercurahkan untuk anak.
Misalnya berhubungan kembali satu sama lain, meningkatkan kualitas perkawinan dan menghidupkan kembali minat yang sempat terpendam.
Walaupun lumrah terjadi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika durasi sindrom ini berlangsung berkepanjangan.
BACA JUGA: Singkirkan Kulit Kasar di Kaki, Begini Cara Membuat Kaki Semulus Kulit Bayi dalam Semalam
Melalui diskusi dengan dokter, melakukan psikoterapi untuk memahami perasaan dan obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala depresi yang mungkin timbul selama periode sindom ini.
Untuk mengatasi hal ini, tak ada salahnya Moms dan Dads mengunjungi orangtua pada hari raya lebaran yang akan tiba sebentar lagi.
Ditengah kesibukan rumah tangga dan aktivitas lain, Moms dapat menyusun rencana untuk dihabiskan bersama orangtua.
Yakni dengan mengambil cuti khusus untuk berlibur bersama keluarga besar, melakukan pembicaraan panjang dengan orangtua untuk mengobati kesepian mendalam yang dirasakan orangtua.
Selain memperbaiki hubungan dengan orangtua yang sempat renggang, waktu yang Moms berikan untuk orangtua pasti akan sangat berarti dibandingkan hanya mengirimkan uang.
BACA JUGA: Kenakan Kostum Buatan Tamara Bleszynski, Kenzou Malah Dibilang Cantik?
Source | : | PsychologyToday.com,mayoclinic.org |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR