Nakita.id - Dinilai sebagai pasangan terbaik pada masanya, siapa sangka perikahan Pangeran Charles dan Putri Diana justru membawa luka mendalam bagi kedua belah pihak.
Selain Charles yang merasa menderita saat menikahi Putri Diana, Putri Diana juga ternyata menyimpan depresi mendalam.
Pangeran Charles saat itu dipaksa menikah dengan Putri Diana melalui surat kiriman ayahnya.
Pernikahan mereka semata-mata hanya karena mempertimbangkan reputasi anak dan juga keluarga Kerajaan.
Charles panik ketika dia mendapat catatan dari Pangeran Philip di tengah kekhawatiran keluarga kerajaan tentang ketidaktegasannya yang dapat 'menghina' kehormatan Diana.
BACA JUGA: Sudah 12 Tahun Menikah, Camilla & Pangeran Charles Ternyata Tidur Terpisah di Kamar Berbeda!
Charles berpikir bahwa Philip mengeluarkan perintah yang mengatakan: 'Kamu harus bertunangan'.
Menurut teman keluarga Pamela Hicks, Charles tidak jatuh cinta, dia belum siap, secara psikologis dia menganggap ayahnya telah membuatnya tertekan melalui surat itu.
Klaim itu tertulis dalam biografi baru Charles oleh penulis biografi keluarga kerajaan Sally Bedel Smith berjudul Prince Charles: The Passions dan Paradoxes of an Improbable Life, mengatakan bahwa Charles hanya menikahi Diana karena cinta sejatinya Camilla tidak cukup untuk adat istiadat kerajaan.
Dalam bukunya, Bedel Smith mengklaim bahwa Diana sering memukul kepala Charles ketika dia berlutut untuk berdoa di samping tempat tidur mereka dan terus mencaci-makinya selama berdoa.
Charles berurusan dengan perilaku Diana yang sering membingungkan.
BACA JUGA: Pantas Pangeran Charles Bertekuk Lutut, Ini Cantiknya Camilla Parker Usia Muda
Charles dengan sebal berusaha untuk menenangkannya, mencoba mengalihkan perhatiannya dan akhirnya meninggalkannya karena frustasi.
Buku tersebut juga memperjelas bahwa cinta sejati Charles adalah Camilla yang dia temui pertama kali pada tahun 1972.
Charles mengagumi bagaimana Camilla selalu mendengarkannya dan dia menemukan kehangatan yang dia rindukan.
Pada saat Charles memasuki usia 30 tahun, tekanan untuk menikah sangat kuat setelah serangkaian teman kencan yang dimilikinya, dan kemudian Diana memasuki kehidupannya.
Menurut Bedell Smith, Diana berada di tempat yang salah pada saat yang salah dan dia menikahi pria yang salah.
Pada Januari 1981, Diana tiba untuk kunjungan tiga hari ke Sandringham, tempat keluarga kerajaan di Norfolk, Inggris dan itu merupakan 'bulan yang menegangkan'.
BACA JUGA: Kisah Mengerikan di Balik Surat Tulisan Tangan Putri Diana Sebelum Meninggal, Baru Terungkap!
Pada titik ini Philip memutuskan untuk menulis surat dan mengatakan kepada Charles bahwa Diana adalah penting karena semua spekulasi di media massa.
Philip berkata bahwa Charles harus memutuskan untuk melamarnya atau meninggalkannya dan dia harus segera membuat keputusan.
Mungkin Charles bisa memahami pesan ayahnya dengan lebih jelas jika mereka membicarakannya.
Namun, komunikasi tertulis adalah hal yang disesalkan oleh anak dan ayah.
Charles memilih untuk menafsirkan surat itu sebagai memaksa dan menyudutkannya.
Tahun 1980, Charles dikekang oleh tadisi kerajaan menikahi perawan.
BACA JUGA: Seolah Terlupakan Inilah Anak-anak Ratu Elizabeth II, Selain Pangeran Charles
Pada dasarnya, Charles dipaksa untuk menikahi Diana dengan kesenjangan 12 tahun di antara mereka yang tidak dapat dijembatani.
Charles dan Diana tidak memiliki koneksi intelektual, sedikit teman bersama, tidak memiliki minat yang sama, dan tidak ada pengalaman hidup bersama.
Awal pernikahan mereka dimulai dengan kecemburuan Diana tentang Camilla yang memicu bumilia, menyakiti diri sendiri dan paranoia.
Dia merasa keluarga kerajaan itu dingin dan tidak menyambutnya.
Salah satu hal paling menyedihkan dalam hidup singkat Diana adalah kegagalan orang terdekatnya untuk meyakinkannya mendapatkan perawatan atas ketidakstabilan mentalnya berkenaan dengan bumilia, self mutilation, depresi, kecemasan akut, dan paranoia.
Diana disiksa oleh perasaan hampa dan keterasingan, takut ditinggalkan, mengalami kesulitan mempertahankan hubungan dan dia menjaga orang terdekatnya dengan gelisah atau suasana hati yang berubah tiba-tiba.
Diana menyingkirkan sebagian besar teman Charles dari kehidupan mereka karena dia yakin mereka bersekongkol melawannya.
Suatu kali Diana mendengar Charles berbicara penuh kasih dengan Camilla di telepon, Diana sangat tertekan di Balmoral, dan dia menemukan gelang dengan inisial 'GF' (Girl Friday) yang merupakan nama panggilan Camilla.
Diana menangis seminggu sebelum pernikahan di pertandingan polo, dia sangat tertekan di Balmoral, bahkan dia melukai dirinya dengan pecahan kaca dan pisau cukur di depan Charles.
Charles tidak memiliki pengetahuan untuk membantu Diana dalam menghadapi depresinya.
BACA JUGA: Langka, Ini Foto Putri Diana Saat Datangi Camilla dan Pangeran Charles
Charles mencoba untuk menemukan seorang terapis, tetapi Diana membutuhkan dukungan konstan dan Charles tidak bisa memberikannya.
Menurut Bedell Smith, Charles dan Diana berhenti berhubungan seks pada 1984, setelahnya hanya tiga tahun bersama dan mulai tidur di kamar terpisah.
Pada akhir tahun 1986, mereka hidup terpisah.
Charles mengira bahwa dia bisa tumbuh untuk mencintai Diana, sama seperti pernikahan yang diatur untuk neneknya dan Raja George VI yang kemudian tumbuh menjadi cinta.
Tetapi, enam tahun setelah pernikahannya, dalam kesedihannya Charles menulis kepada seorang teman, "Bagaimana semuanya bisa jadi salah?"
Charles dan Diana tidak mirip, dan di malam pernikahannya, Charles menangis.
Dia masih mencintai Camilla, seorang wanita yang lincah, kurang sopan, tak acuh terhadap gaya, sederhana, dan penuh kasih sayang.
BACA JUGA: Ternyata Cinta Pertama Pangeran Charles Bukan pada Camilla Apalagi Diana, Inilah Cinta Pertamanya
(Artikel ini pernah tayang di Intisari-Onlinde dengan judul Konflik Pernikahan Charles dan Diana: Surat Paksaan Menikah, Depresi Diana, dan Penderitaan Keduanya)
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | intisari |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR