Nakita.id.- Peneliti Amerika dan Denmark mengatakan mereka telah mengembangkan tes darah murah yang dapat memprediksi dengan akurasi hingga 80% apakah seorang ibu hamil akan melahirkan prematur (The Daily Sabah, 10/06/2018)
Meski penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum tes siap digunakan secara luas, para ahli mengatakan, penelitian ini memiliki potensi untuk mengurangi korban jiwa dan komplikasi dari 15 juta kelahiran prematur per tahun di seluruh dunia.
BACA JUGA: Seorang Kakek Lakukan Donor Darah Terakhir Setelah Selamatkan 2,4 Juta Bayi dari Tetes Darahnya
"Tes ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan tanggal perkiraan lahir yang cukup dapat diandalkan, dan tentunya tidak semahal USG," kata laporan dalam Journal of Science.
Tes ini mengukur aktivitas gen ibu, plasenta dan janin, menilai tingkat RNA bebas sel, yang merupakan molekul pembawa pesan yang membawa instruksi genetik tubuh.
"Kami menemukan bahwa beberapa gen sangat prediktif mengenai perempuan mana yang berisiko melahirkan prematur," kata penulis senior Mads Melbye, profesor tamu di Stanford University dan CEO Statens Serum Institut di Kopenhagen.
BACA JUGA: Wah, Pembuluh Arteri Bisa Bersih dengan Mengonsumsi 4 Makanan Ini
"Saya telah menghabiskan banyak waktu selama bertahun-tahun bekerja untuk memahami kelahiran prematur.
Ini adalah kemajuan ilmiah pertama yang nyata dan signifikan dalam masalah ini dalam waktu yang lama."
Peneliti top lainnya adalah Stephen Quake, profesor bioteknologi dan fisika terapan di Stanford University, yang memimpin tim yang menciptakan tes darah untuk sindrom Down pada 2008 - sekarang digunakan pada lebih dari tiga juta wanita hamil per tahun.
Didefinisikan sebagai bayi lahir setidaknya tiga minggu lebih awal dari perkiraan lahir, kelahiran prematur memengaruhi 9% kelahiran di AS dan merupakan penyebab utama kematian sebelum usia lima tahun di antara anak-anak di seluruh dunia.
BACA JUGA: Hari Lebaran Nanti, Olla Ramlan Mulai Melakukan Rutinitas Ini
Laporan itu juga menyebutkan, beberapa tes untuk memprediksi kelahiran prematur tersedia tetapi cenderung akurt hanya pada ibu hamil yang berisiko tinggi, itupun hanya sekitar 20%.
Untuk mengembangkan tes, para peneliti memeriksa sampel darah dari 31 perempuan Denmark untuk mengidentifikasi gen mana yang memberikan sinyal yang dapat diandalkan tentang usia kehamilan dan risiko prematuritas.
Setelah lebih banyak penelitian dilakukan dan alat dan fasilitas tes tersedia di masyarakat umum, para peneliti mengatakan, hal ini akan sederhana dan cukup murah untuk digunakan di daerah terbelakang dan miskin. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR