Nakita.id - Lebaran atau hari Raya Idul Fitri, khususnya di Indonesia identik dengan baju baru, mudik, silaturahmi, bagi-bagi angpau, dan makan-makan.
Setelah sebulan penuh berpuasa Ramadan, momen hari raya tentu merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu untuk merayakan “kemenangan”.
Euforia yang berlebihan ini terkadang membuat kita lupa menjaga kesehatan dan sering kali mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan.
Nah, hal ini membuat banyak orang termasuk Si Kecil bisa jadi sakit setelah lebaran.
Dilansir dari Tabloid Nakita Edisi 952, ini dia berbagai penyebab timbulnya penyakit pascalebaran.
BACA JUGA: Banyak Orangtua Tidak Langsung Membawa Anak Sakit ke Dokter
Kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan mudik bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga anak mudah terserang penyakit.
Saat tiba di tempat tujuan mudik, anak dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan cuaca, perbedaan tradisi, maupun perbedaan suasana.
Hal ini akan memicu stres psikologis yang bisa menurunkan kekebalan tubuh.
Aneka hidangan kudapan yang menjadi suguhan saat Lebaran, kadang membuat anak lepas kontrol.
Beberapa suguhan seperti es, gorengan, permen, jelly, dan cokelat, bisa memicu terjadinya iritasi atau radang tenggorokan.
Sering kali terjadi kekambuhanbagi anak alergi seperti gatal, batuk, sesak, muntah, bahkan asma.
BACA JUGA: Ingin Tunda Menopause? Coba Konsumsi Beberapa Macam Makanan Ini
Hal ini bisa terjadi karena ketidakpatuhan menghindari faktor pencetus alergi, terutama makanan.
Lebaran adalah saat yang tepat berbagi kebahagiaan.
Angpau pun bertebaran di hampir semua rumah.
Anak-anak jadi lebih sering menggenggam uang, yang merupakan media transfer kuman.
Ditambah lagi kebiasaan cuci tangan masih rendah, membuat kuman bebas berlalu-lalang tanpa permisi, tanpa basa-basi.
Tradisi sungkem, salim, dan cium tangan saat Lebaran berpotensi menyalurkan kuman ataupun virus.
BACA JUGA: Waspada Tanda-tanda Ini, Kanker Anus yang Mirip Gejala Wasir
Banyaknya tamu, banyaknya parsel, banyaknya belanjaan makanan konsumtif, tentu membuat tempat sampah kita jadi penuh.
Sementara banyak pekerja rumah tangga dan petugas pengumpul sampah sedang “cuti”, sehingga evakuasi sampah rumah tangga jadi terhambat.
Kondisi ini akan mengundang lalat dan teman- teman sejawatnya yang tentu saja akan siap mengontaminasi makanan/minuman dan lingkungan kita dengan berbagai rupa kuman penyakit yang siap menyerbu pencernaan si kecil.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR