"Mungkin satu hal yang paling dikhawatirkan adalah trauma jari, sebuah istilah keren untuk pendarahan yang berkaitan dengan kegiatan mengupil," jelasnya.
Menurut Brett Comer, kulit dalam bagian hidung yang tipis sangat rentan terhadap kerusakan dan goresan.
Jika sudah luka kemudian berubah menjadi koreng dan masih terus digores justru membuat luka tersebut semakin besar.
Padahal kebiasaan seperti itu sangat buruk karena makin mempermudah bakteri pada jari berpindah ke dalam hidung.
Akibatnya bisa terjadi infeksi kuman dalam hidung yang menyebabkan demam dan flu.
Perlu diketahui lubang hidung itu ibarat pintu atau gerbang yang memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh.
BACA JUGA: Saingi Raffi Ahmad, Ini Kolam Kekayaan Tukul Arwana yang Tembus Peringkat 2 Artis Terkaya!
Dalam kasus yang lebih serius, kebiasaan mengupil bisa merusak dinding rongga hidung atau yang disebut septum.
Apalagi jika dilakukan hampir setiap hari bisa menghilangkan lapisan mukosa dan tulang rawan septum yang mendasar.
Rusaknya lubang septum itulah yang menyebabkan rasa sakit, mimisan dan gejala lainnya.
Selain itu, septum yang terinfeksi berpotensi menjadi gangguan pada kranium (otak).
Awalnya memang sekat itu berlubang kemudian tulang rusak ini dikenal sebagai saddle nose.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR