Nakita.id - Moms, mungkin sindrom impostor masih asing di telinga. Tapi siapa sangka, bisa saja kita mengalaminya tanpa disadari.
Dan memang, sindrom ini termasuk sering dirasakan sebagian orang.
Coba pikirkan, apakah Moms sering merasa tidak pantas mendapatkan penghargaan, tidak cukup pandai melakukan apapun, merasa diri selalu kurang, meragukan diri sendiri, bahkan merasa sebagi seorang penipu?
BACA JUGA: Studi: Ternyata Menikah Bisa Melindungi dan Menyehatkan Jantung!
Bila ya, bisa jadi Moms mengidap impostor syndrome.
Sindrom ini memiliki beberapa sebutan, seperti sindrom penipu, atau dalam bahasa Inggrisnya fraud syndrome.
Namun semua hal ini mengacu pada satu fenomena psikologis yang banyak dialami perempuan karier yang telah mencicipi kesuksesan.
BACA JUGA: Wah, Sukses Turunkan Berat Badan Bisa Meredakan Nyeri Sendi
Bukan tidak mungkin dirasakan oleh ibu rumah tangga, single moms, atau Dads pun bisa merasakan hal ini.
Sebenarnya apa itu sindrom impostor?
Selain selalu merasa tidak pantas, kita juga merasa hanya berhasil karena keberuntungan, dan bukan karena bakat atau kualifikasi juga termasuk fenomena psikologis ini.
Dikutip dari Time, impostor sindrom pertama kali diidentifikasi pada 1978, oleh psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes.
BACA JUGA: Wah, Sukses Turunkan Berat Badan Bisa Meredakan Nyeri Sendi
Dalam makalahnya, mereka berteori bahwa perempuan secara unik dipengaruhi oleh sindrom impostor.
Sejak itu, penelitian telah menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mengalami perasaan penipu, dan Clance menerbitkan sebuah makalah yang mengakui bahwa sindrom penipu tidak terbatas pada perempuan saja.
BACA JUGA: Bikin Ayu Ting Ting Baper, Begini Ucapan Ulangtahun Dari Bilqis!
"Hari ini, sindrom penipu dapat diterapkan pada siapa pun pada seseorang yang tidak dapat menginternalisasi dan memiliki keberhasilan mereka,” kata psikolog Audrey Ervin.
Ahli sindrom impostor Valerie Young, yang juga penulis buku 'The Secret Thoughts of Successful Women', juga menemukan pola atau gejala pada orang yang mengalami perasaan penipu:
1. "Perfeksionis"
Menetapkan harapan yang sangat tinggi untuk diri sendiri, dan bahkan jika mereka memenuhi 99% dari tujuan mereka, mereka akan merasa seperti kegagalan.
Kesalahan kecil apa pun akan membuat mereka mempertanyakan kompetensi mereka sendiri.
2. "Expert"
Merasa perlu mengetahui setiap bagian informasi sebelum mereka memulai proyek dan terus mencari sertifikasi atau pelatihan baru untuk meningkatkan keterampilan mereka.
BACA JUGA: Mau Paket Kuota Murah Telkomsel? Cobain Pakai Kode-Kode Ini Yuk!
Mereka tidak akan melamar pekerjaan jika mereka tidak memenuhi semua kriteria, dan mereka mungkin ragu untuk mengajukan pertanyaan di kelas atau berbicara dalam rapat di tempat kerja karena mereka takut terlihat bodoh jika mereka belum tahu jawabannya.
3. Kecerdasan alami
Kecerdasan alami mereka harus bekerja keras untuk mencapai sesuatu, sebab mereka merasa tidak cukup baik.
BACA JUGA: Ular Ingin Masuk dan Bersemayam di Dalam Rumah, Ternyata Ini Sebabnya!
Mereka terbiasa dengan keterampilan yang datang dengan mudah, dan ketika mereka harus berusaha, otak mereka mengatakan itu bukti bahwa mereka seorang penipu.
4. Bekerja sendiri
Mereka merasa harus menyelesaikan tugas sendiri, dan jika mereka perlu meminta bantuan, mereka berpikir itu berarti mereka gagal atau penipuan.
5. "Supermen" atau "wanita super"
Mendorong diri mereka untuk bekerja lebih keras daripada orang-orang di sekitar mereka.
BACA JUGA: Kenalkan Musik Sejak Dalam Kandungan, Anak Tanya Larasati Tunjukkan Bakat Luar Biasa
Ini untuk membuktikan bahwa mereka bukan penipu.
Mereka merasa perlu untuk berhasil dalam semua aspek kehidupan — di tempat kerja, sebagai orang tua, sebagai mitra — dan mungkin merasa stres ketika mereka tidak menyelesaikan sesuatu.
BACA JUGA: Perhatikan, Inilah 5 Faktor yang Menyebabkan Perceraian Suami Istri
Gejala lain dari sindrom ini yaitu:
- Gampang cemas
- Tidak percaya diri
- Frustasi atau depresi ketika gagal memenuhi standar yang ia tetapkan sendiri
- Cenderung perfeksionis (menuntut kesempurnaan)
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Time |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR