Gadis berusia 23 tahun ini menyalahkan orangtuanya karena menganggap telah 'menurunkan' penyakit eksim yang parah kepadanya.
Dia bahkan memilih lebih baik mati daripada terus hidup dengan penyakit itu.
"Penderita eksim yang melahirkan anak lebih parah dari orang miskin yang mempunyai anak."
"Kalau miskin kita bisa mengubah kehidupan dengan bekerja keras. Namun jika eksim, memang terpaksa menanggung siksa sepanjang hayat," tulis Ching-hiu dalam sebuah blog.
Jenazah Ching-yu ditemukan dengan kepalanya ditutup kantong plastik yang terhubung pipa yang disalurkan pada tabung gas helium.
Sementara jenazah orangtuanya, masing-masing berusia 56 dan 60 tahun, ditemukan dengan luka tikaman.
"Kami menemukan catatan yang ditinggalkan wanita itu di kamar tidurnya, sementara pisau berukuran 30 sentimeter yang berlumuran darah ditemukan di dapur."
"Memang dia menganggap lebih baik mati dari menderita penyakit itu," kata Asisten Komandan Polisi Distrik Tuen Mun, Yan Fong-wai kepada South China Morning Post.
BACA JUGA: Sepsis Membunuh Lebih Banyak Orang Dibanding Kanker, Kenali Tandanya!
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul, "Pasangan Ini Dibunuh oleh Anak Kandungnya Sendiri yang Tak Terima Mengidap 'Penyakit Keturunan'"
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR