Nakita.id - Moms, mungkin tidak asing lagi dengan istilah sirkumsisi.
Sirkumsisi atau sunat, merupakan tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup bagian depan kelamin.
Pada anak laki-laki, tindakan ini dilakukan dengan membuang kulit penutup depan dari glans penis (prepusium).
BACA JUGA: Anak Bungsu Zaskia Mecca Sudah Disunat Sejak Bayi, Ini Manfaatnya
Tujuan melakukan sunat pada anak laki-laki adalah menjaga agar kemaluan bersih dari tumpukan lemak yang terdapat pada kulit prepusium.
Selain itu, sunat pada anak laki-laki juga bermanfaat untuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi penis, maupun risiko mengalami penyakit menular seksual pada usia dewasa.
Untuk anak laki-laki sunat memang tidak diragukan lagi manfaatnya, namun bagaimana dengan anak perempuan ya Moms?
BACA JUGA: Berikut 6 Pertanyaan yang Sebaiknya Ditanyakan ke Dokter Kandungan
Dilansir dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, sunat pada bayi perempuan biasanya dikerjakan sebagai Mutilasi Genital Perempuan (Female Genital Cutting/Mutilation - FMG).
Ada beberapa tipe FMG, yaitu mulai dari melukai, menusuk, atau menggores klitoris, membuang sebagian atau seluruh klitoris, hingga memotong seluruh klitoris dan seluruh labia minor dan mayor, dan hanya menyisakan saluran kemih saja.
Nyatanya, Organisasi Kesehatan dunia (WHO) dan Persatuan Dokter Obstetri dan Ginekologi Dunia (The International Federation of Gynecology and Obstetrics) menolak seluruh jenis FMG.
Pihak tersebut juga menyebut tindakan FMG sebagai “praktik medis yang tidak diperlukan, yang memiliki risiko komplikasi serius dan mengancam nyawa”.
Selain itu, American Academy of Pediatrics (AAP), juga melarang seluruh anggotanya melakukan tindakan ini, untuk alasan di luar medis.
FMG dianggap mengancam nyawa karena terdapat banyak pembuluh darah di daerah kemaluan perempuan sehingga memiliki risiko perdarahan yang hebat. (*)
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR