Hasil menunjukan, selama riset sebanyak 14,200 peserta meninggal. Uniknya, peserta yang mengonsumsi kopi dengan jumlah lebih banyak justru hidup lebih lama.
Bukti menunjukan peserta yang minum delapan cangkir atau lebih setiap hari mengalami penurunan risiko kematian hingga 14 persen.
Sementara itu, mereka yang minum enam hingga tujuh cangkir justru mengalami penurunan risiko kematian hingga 16 persen.
Semakin rendah konsumsi kopi, maka penurunan tingkat kematian dini juga semakin rendah.
Dalam riset ini, peneliti menemukan konsumsi dua hingga lima cangkir kopi sehari dapat menurunkan tingkat kematian dini sebesar 12 persen.
BACA JUGA: Bukti Anak Kembar Punya Ikatan Batin, Kondisi Bayi Prematur Memburuk Saat Dipisah dengan Kembarannya
Sementara itu, konsumsi satu cangkir kopi arau kurang setiap harinya memiliki penurunan risiko kematian delapan hingga enam persen.
Berdasarkan kesaksian periset, konsumsi kopi berbanding terbalik dengan kematian, termasuk di antara mereka yang minum delapan cangkir atau lebih per hari.
Namun, polimorfisme genetik atau variasi gen juga menentukan apakah metabolisme kafein lebih lambat atau lebih cepat.
Temuan ini menunjukkan pentingnya konstituen non-kafein dalam asosiasi mortalitas kopi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR