Untuk itu, Moms harus lebih memperhatikan Si Kecil saat suhu lebih dingin agar tak terserang hipotermia.
Moms juga bisa mengenali hipotermia dengan cara mencermati bayinya.
Moms dapat melakukannya dengan memegang tangan dan kaki bayi, bila terasa dingin bayi mungkin mengalami kedinginan.
Bila terjadi hal seperti itu, Moms harus segera menyelimutinya, menggendong, serta menyusui bayi.
Selain itu, bila bayi juga tampak malas minum atau berkurang minumnya, kurang aktif, wajah pucat, kebiruan, napasnya cepat atau berat, ukur suhu tubuhnya dengan termometer.
Jika memang hipotermia sebaiknya Moms segera membawanya ke dokter.
Kurangi Risiko Hipotermia
Untuk mengurangi risiko hipotermia tersebut, Moms dianjurkan untuk mengukur suhu bayi setiap 3 jam sekali.
Moms juga dianjurkan sering menyusui bayi. Kalau bayi tidak atau belum bisa mengisap puting susu, usahakan berikan bayi ASI perah.
Salah satu kegunaan memberikan ASI secara langsung pada bayi yaitu memberi kesempatan Moms melakukan kontak kulit dengan bayi.
Hangatkan kamar bayi dengan lampu sekitar 15—40 watt, lalu taruh lampu sekitar 50 cm dari tempat tidur bayi dan pancarkan ke bayi.
Jangan biarkan bayi tidur di ruangan yang suhunya terlalu dingin. Suhu aman AC untuk bayi adalah 26˚C.
Selalu selimuti bayi (terutama yang baru lahir) dan pakaikan topi untuk menutupi kepala serta telinganya.
Pemakaian tutup kepala ini penting mengingat 25% panas hilang melalui kepala.
BACA JUGA: Susul El Rumi Ke London, Maia Estianty Malah Dibilang Pacarnya
Jangan lupa sering memeriksa popok bayi. Kalau si kecil pipis, segera ganti popoknya. Namun, tidak disarankan memakai popok sekali pakai.
Sebab bila lupa diganti dalam waktu lama, dikhawatirkan popok akan terlalu basah dan membuat bayi kedinginan.
Lakukan pula skin to skin contact. Tempelkan bayi ke dada Moms, karena suhu tubuh Moms yang hangat akan mengalir pada bayi.
Source | : | nakita.id,BMKG,Tribun Jabar |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR