Nakita.id – Keguguran, bagi perempuan memberikan duka yang mendalam.
Terlebih lagi, karena hal ini sangat menyayat hati para calon orangtua yang tentu mendambakan buah hati.
Kesedihan pasti dirasakan oleh Moms, sebagai ibu yang telah mengandung.
Untuk itu, pemberian dukungan bagi para calon ibu yang keguguran sangat penting untuk menguatkan.
BACA JUGA: Gara-gara Kenal di Tinder, Mahasiswi di Bandung Ini Diperkosa di Kamar Hotel
Tetapi, dukungan tersebut tidak hanya diberikan kepada para calon ibu.
Sadar maupun tidak, para calon ayah pun merasakan kesedihan yang mendalam juga.
Sehingga pemberian kekuatan untuk emosi dan mental sangat penting diberikan kepada kedua pasangan yang baru saja mengalami keguguran.
Ada beberapa hal yang sebetulnya dirasakan seorang suami ketika istri mengalami keguguran.
BACA JUGA: Setelah Perjuangan 2 Tahun, Ini Perasaan Chikita Meidy Setelah Menikah
Dan mungkin ia tak langsung menyadarinya, begini penjelasannya"
1. Sebagian besar suami lebih sulit untuk mengekspresikan kesedihannya.
2. Ekspresi kesedihan suami belum tentu dengan cara menangis.
Beberapa di antara mereka mengekspresikannya lewat kemarahan ataupun perubahan mood, dan kebiasaan lainnya.
3. Sebagian besar suami cenderung lebih cepat membuat diri mereka tegar karena merasa bertanggung jawab untuk memotivasi pasangan yang juga kehilangan.
4. Sebagian suami cenderung tidak menyadari adanya proses perasaan berduka (grieving process) dan kebutuhan serta kewajaran untuk mengalami proses tersebut.
5. Sebagian besar suami cenderung kesulitan mengungkapkan perasaan yang sedang dialami ke orang-orang terdekat.
BACA JUGA: Mau Jadi Camilan Sore Atau Malam, Lumpia Isi Soun Pedas Ini Tetap Nikmat Disantap
6. Sebagian besar suami merasa tidak memiliki wadah untuk menuangkan kesedihan mereka, termasuk tempat bercerita.
7. Sebagian besar suami terkadang juga merasa cenderung terlupakan.
Sebab, perhatian yang diberikan lebih banyak dicurahkan kepada istri.
Karena itu, bila ada pasangan yang berduka karena keguguran, lebih baik memberikan dukungan dan bantuan bagi kedua belah pihak.
Sehingga, mereka sama-sama merasa dikuatkan, dan tidak merasa trauma atau putus asa.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Anti Panik Menjalani Kehamilan |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR