Tingkat aktivitas fisik pria yang lebih tinggi dapat membantu menjelaskan, sebagian, risiko lebih rendah terkena diabetes.
Hasilnya menambah pemahaman yang berkembang tentang bagaimana jam kerja mempengaruhi kesehatan, dan terutama diabetes.
BACA JUGA: Mudah Laporkan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Melalui Aplikasi ini
Gilbert-Ouimet dan timnya tidak menemukan rincian risiko yang serupa dengan tingkat keterampilan.
Tetapi ia mencatat bahwa ada beberapa kasus diabetes di antara mereka yang memiliki pekerjaan terampil yang lebih rendah, dan karena itu studi mereka mungkin tidak memiliki kekuatan statistik untuk mengambil tren yang valid.
Kenyataan bahwa jam kerja yang lama dapat terhubung dengan diabetes tidak sepenuhnya mengejutkan.
BACA JUGA: [VIDEO] Nakita Essentials - Ini Manfaat Pijat pada Bayi Moms
Orang yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dapat mengalami tingkat stres yang lebih tinggi, yang dapat mengubah hormon seperti kortisol.
Perubahan kortisol dapat mempengaruhi kadar insulin tubuh dan kemampuannya untuk memecah gula.
Stres yang lebih tinggi juga dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kesehatan mental yang lebih buruk, yang pada gilirannya dapat berkontribusi terhadap perubahan berat badan dan tingkat insulin, dan berkontribusi terhadap diabetes.
BACA JUGA: Beauty Vlogger, Cindercella dan Vinn Gracia Segera Rilis Makeup Palette Pada pertengahan Juli Ini
Gilbert-Ouimet berharap bahwa hasil membuat para dokter dan pasien tau tentang peran bahwa jam kerja yang panjang dapat bermain dalam mengorbankan kesehatan - terutama di kalangan perempuan yang mungkin sudah memiliki faktor risiko lain untuk mengembangkan diabetes.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Time |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR