Melansir dari abclawcenter.com, persalinan metode forsep ini seharusnya dilakukan oleh dokter yang sudah terampil dalam metode ini.
Jika persalinan forsep gagal, seharusnya dokter segera beralih menggunakan C-section.
Dalam kasus persalinan forsep yang gagal, biasanya dokter memutar bayi dengan tang tidak berhasil lalu berhenti sejenak.
Alih-alih segera bergerak cepat melakukan C-section, dokter justru mencoba metode forsep lainnya.
Akibatnya, bayi mengalami patah tulang tengkorak yang menunjukkan persalinan forsep dilakukan berlebihan dan sangat kuat.
Selain patah tulang tengkorak, bayi bisa juga mengalami penumpukan cairan (edema) dan kematian jaringan otak (nekrois).
Apabila bayi kejang itu merupakan tanda-tanda adanya kerusakan otak yang bisa menyebabkan cacat intelektual dan perkembangan.(*)
Source | : | nypost |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR