Dalam kebanyakan kasus, pada operasi tumor otak, hampir semua anak akan menjalani operasi bedah untuk mengangkat tumor sebanyak yang bisa dilakukan secara aman.
BACA JUGA: Jalan-jalan dan Beli Mainan di Mal, Anak Bungsu Marcella Zalianty Sudah Sembuh dari Tumor Otak?
Hal ini pun dijalankan oleh Magali. Hal tersebut bisa dilihat dengan jelas dari luka memanjang di kepala bagian kirinya.
Namun, ada juga beberapa anak yang mungkin tidak akan menjalani operasi bedah tersebut, karena terlalu berbahaya dan belum ada manfaat yang akan dirasakan oleh pasien.
Contoh pasien anak yang tidak disarankan untuk melakukan bedah adalah anak-anak dengan tumor difus di batang otak (bagian atas belakang leher), dan anak-anak dengan tumor di daerah pituitari, pineal atau talamus (di pusat bagian dalam otak).
Untuk anak yang dapat melakukan operasi bedah, seperti Magali, sebagian besar dari mereka bisa pulih setelah operasi, atau bisa juga mereka harus secara bertahap mendapatkan kembali fungsi neurologis yang hilang karena tumor.
BACA JUGA: Waspada, Terjadi Lagi Pelecehan Seksual Pada Perempuan di Gerbong KRL
Akan tetapi, tak sedikit juga operasi bedah tumor otak berisiko membuat kerusakan otak anak yang diakibatkan oleh pendarahan atau tekanan yang tak terduga pada otak selama operasi.
Sebelum melakukan operasi tumor otak, menurut laman cancer.gov, ada beberapa rangkaian yang harus dilakukan terlebih dahulu.
1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Ini gunanya untuk memeriksa tanda-tanda umum kesehatan, termasuk memeriksa tanda-tanda penyakit, seperti benjolan atau apapun yang terlihat tidak biasa.
2. Pemeriksaan Neurologis, yaitu serangkaian pertanyaan dan tes untuk memeriksa otak, sumsum tulang belakang dan fungsi saraf.
Source | : | curesearch.org,cancer.gov |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR