Nakita.id - Siapa pun tak ingin mengalami kejadian keguguran.
Tapi menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), keguguran atau kehilangan kehamilan dini sebelum 13 minggu terjadi pada sekitar 10% kehamilan.
Hal inilah yang belum lama ini dialami oleh artis cantik Sabai Diater Morscheck.
BACA JUGA: Jengkol Disebut 10.000 Kali Lebih Efektif dari Kemoterapi, Benarkah?
Tapi Moms, sebaiknya tak perlu terlalu bersedih dan menyalahkan diri sendiri, sebab keguguran bukanlah akhir dari segalanya.
Apalagi menurut ilmu kedokteran keguguran bisa dicegah.
Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya Moms memahami terlebih dahulu kondisi paling umum yang bisa menyebabkan keguguran.
BACA JUGA: Penjelasan Franda Tentang ASI Mendapat Protes Warganet, Ternyata Ini Penyebabnya
Kelainan dalam kromosom
Dilansir dari stylecraze.com, hampir 6 dari 10 keguguran adalah karena kromosom yang tidak cocok, atau kelainan kromosom pada janin.
Kromosom adalah struktur mirip benang di sel kita yang membawa semua informasi genetik atau gen kita.
Saat sperma atau sel telur memiliki masalah di kromosom selama pembentukan embrio, keguguran dapat terjadi.
Sindrom ovarium polikistik
Gangguan hormonal ini terjadi ketika ovarium mengembangkan kista berisi cairan, dan gagal berovulasi secara teratur, menyebabkan perempuan jarang menstruasi.
Ada juga karena lonjakan hormon seksual pria, testoteron.
Hal ini terjadi untuk menghambat pematangan lapisan uterus yang tepat, yang kemudian dapat menyebabkan keguguran.
BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak
Komplikasi fisik
Penyebab keguguran lainnya bisa dikarenakan kendala fisik tertentu yang menimpa seorang ibu.
Misalnya seperti kelainan rahim, yaitu inkompetensi serviks atau polip atau septum.
Dalam kasus tersebut, keguguran biasanya akan terjadi selama trimester ke 2 atau 3.
Gaya hidup
Gaya hidup juga bisa menjadi salah satu penyebab keguguran.
Sebaiknya hindari gaya hidup yang merusak diri sendiri seperti minum alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, dan merokok.
Sebab hal ini dapat berpotensi menyebabkan keguguran, bahkan selama masa kehamilan berikutnya.
BACA JUGA: Menyusui Saat Catwalk, Model Ini Sukses Hebohkan Warga Dunia Dengan Pesan Tersembunyi
Gangguan sistem kekebalan tubuh
Menurut ACOG (American College of Obstetricians and Gynecologists), beberapa gangguan auto imun spesifik, yaitu kondisi tubuh menyerang diri sendiri berkontribusi terhadap keguguran.
Ini terutama terjadi dengan keguguran yang berulang.
Infeksi
Tertular infeksi virus saat hamil, seperti infeksi Parvovirus B19, bisa juga mengakibatkan keguguran di trimester ke 2 atau 3.
Setelah Moms terinfeksi Parvovirus B19, Moms menjadi kebal terhadap virus sehingga tidak dapat menyebabkan keguguran berulang.
BACA JUGA: 6 Bulan Jadi Seorang Ibu, Sandra Dewi Akui Sering Minta Maaf Pada Anak
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Stylecraze |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR