National Sleep Foundation merekomendasikan rata-rata orang dewasa tidur selama 7 hingga 9 jam.
Banyak penelitian menghubungkan tidur berlebihan dengan hasil kesehatan yang buruk.
"Tidur terlalu lama tidak berbahaya, tetapi itu tanda Anda mungkin tidur tidak efektif, atau ada masalah lain yang butuh lebih banyak tidur," kata Carl Bazil, MD, direktur divisi tidur dan epilepsi di New York.
BACA JUGA: Sudah Setahun Menikah, Paras Cantik Istri Ricky Komo Bikin Warganet Pangling!
“Ada juga orang yang berfungsi dengan baik jika mendapat 9-10 jam tidur, tetapi akan mengantuk jika kurang dari itu. Tetap penting untuk memeriksa kemungkinan lain,” tambahnya.
Salah satu masalah yang berkaitan dengan tidur panjang adalah penyakit kardiovaskular.
Para peneliti dari Chicago School of Medicine menemukan orang tidur lebih dari 8 jam per malam menjadi dua kali lebih mungkin mengalami angina (nyeri dada) dan 10% lebih mungkin punya penyakit jantung koroner.
Risiko stroke juga bisa meningkat.
Satu penelitian dari Inggris menunjukkan 46% kemungkinan lebih besar stroke pada orang yang tidur panjang.
BACA JUGA: Ditanya Nia Ramadhani, "Kalau Ngga Ada Mama Papa Mau Sama Siapa?" Begini Ekspresi Mikhayla
2. Cenderung menjadi lebih gemuk
Penambahan berat badan adalah faktor lain yang dikaitkan dengan jumlah tidur yang lama.
"Hal-hal seperti gangguan pernafasan, depresi, atau efek samping obat dapat menyebabkan peningkatan durasi tidur dan juga terkait dengan faktor risiko lain, seperti kenaikan berat badan," kata Elizabeth McDevitt, PhD, peneliti di Sleep and Cognition Lab di University of California.
Namun dalam kasus ini, tidur bisa menjadi penyebab dan efek.
“Dan jika Anda tidur lebih lama, Anda kemungkinan besar akan mengalami obesitas,” jelas Michael Irwin, MD, profesor psikiatri dan ilmu biobehavioral di David Geffen School of Medicine di UCLA.
BACA JUGA: Anak Marcella Zalianty Mengidap Tumor Otak, Kenali Tanda Ini Pada Si Kecil Terutama No. 8!
Jika Moms menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur, tidak berolahraga atau bergerak, akan membakar lebih sedikit kalori.
3. Bisa tingkatkan risiko diabetes
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR