Kesehatan subjektif dilaporkan oleh para peserta yang ditanya tentang kualitas tidur mereka, kegugupan, sakit kepala, apakah kesehatan mereka mempengaruhi pekerjaan mereka, dan banyak lagi.
Terlibat dalam konflik biasa selama periode panjang ditemukan memiliki dampak negatif pada kesehatan kedua pasangan.
BACA JUGA: Sharena Ungkap Bahagia Jelang Melahirkan, Warganet Malah Salah Fokus
Tetapi para suami memiliki risiko yang relatif lebih tinggi menderita efek samping dibandingkan dengan para istri.
Di sisi lain, penelitian lalu telah menunjukkan, laki-laki juga lebih mungkin untuk menuai keuntungan dari pernikahan yang baik daripada perempuan.
Penelitian ini juga memeriksa apakah jumlah topik konflik perkawinan dapat mempengaruhi hasil.
BACA JUGA: Sang Adik Alami Terlambat Bicara, Anak Pertama Artika Sari Devi Cemburu Karena Ini
Sementara sejumlah konflik tampaknya mendorong penurunan kesehatan suami, faktor ditemukan tidak memiliki hubungan dengan kesehatan istri.
Rosie Shroud, yang mempresentasikan temuan pada konferensi IARR, mencatat bahwa tingginya tingkat konflik dalam pernikahan dapat sama merusaknya dengan kebiasaan seperti merokok dan minum alkohol.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR