Nakita.id - Dalam pernikahan, memiliki perbedaan pendapat pasti umum dialami.
Bahkan, itu dapat berguna dalam mendorong kejujuran dan meningkatkan komunikasi suami dan istri.
"Berjuang sangat baik karena hubungan Moms adalah tentang bertumbuh dan menjadi orang terbaik. Perkelahian adalah salah satu alat terbaik untuk belajar," kata Dr. Judith Wright, pakar hubungan di Chicago.
BACA JUGA: Banyak Tidur Tak Hanya Picu Diabetes, Ini Dia 5 Risiko Lainnya!
Namun konflik yang berkepanjangan dan belum terselesaikan pada beberapa orang dapat sangat merugikan kesehatan kita, menurut para peneliti di University of Nevada dan University of Michigan.
Hasil awal dari studi baru mereka dipresentasikan pada Konferensi International Association for Relationship Research (IARR) di Colorado.
Tim peneliti mengikuti 373 pasangan langsung selama 16 tahun pertama pernikahan mereka.
BACA JUGA: Sabai Dieter Keguguran, Unggahannya Bikin Warganet Sedih
Tujuannya adalah untuk mengamati implikasi jangka panjang dari ketidaksepakatan yang sering terjadi mengenai anak-anak, uang, mertua, dan lain-lain.
Kesehatan subjektif dilaporkan oleh para peserta yang ditanya tentang kualitas tidur mereka, kegugupan, sakit kepala, apakah kesehatan mereka mempengaruhi pekerjaan mereka, dan banyak lagi.
Terlibat dalam konflik biasa selama periode panjang ditemukan memiliki dampak negatif pada kesehatan kedua pasangan.
BACA JUGA: Sharena Ungkap Bahagia Jelang Melahirkan, Warganet Malah Salah Fokus
Tetapi para suami memiliki risiko yang relatif lebih tinggi menderita efek samping dibandingkan dengan para istri.
Di sisi lain, penelitian lalu telah menunjukkan, laki-laki juga lebih mungkin untuk menuai keuntungan dari pernikahan yang baik daripada perempuan.
Penelitian ini juga memeriksa apakah jumlah topik konflik perkawinan dapat mempengaruhi hasil.
BACA JUGA: Sang Adik Alami Terlambat Bicara, Anak Pertama Artika Sari Devi Cemburu Karena Ini
Sementara sejumlah konflik tampaknya mendorong penurunan kesehatan suami, faktor ditemukan tidak memiliki hubungan dengan kesehatan istri.
Rosie Shroud, yang mempresentasikan temuan pada konferensi IARR, mencatat bahwa tingginya tingkat konflik dalam pernikahan dapat sama merusaknya dengan kebiasaan seperti merokok dan minum alkohol.
"Konflik dapat sangat merusak kesehatan jika pasangan bermusuhan atau bertahan selama perselisihan atau jika mereka berdebat tentang topik yang sama berulang kali tanpa resolusi apa pun," katanya.
Ini dapat menyebabkan respons yang merusak seperti kesehatan mental yang buruk, produksi hormon stres yang berlebihan, peradangan, perubahan nafsu makan dan banyak lagi.
BACA JUGA: Mengenal 6 Kebaikan Susu UHT untuk Tumbuh Kembang Anak Usia 1 Tahun ke Atas
Tidak mengherankan, bila dapat mendatangkan malapetaka pada kesejahteraan dalam jangka panjang.
Satu studi dari 2016 sering menghubungkan argumen pernikahan dengan nyeri otot dan masalah yang berhubungan dengan jantung.
Studi lain yang diterbitkan pada 2013 menghubungkan kecemasan hubungan terhadap kerusakan sistem kekebalan tubuh.
BACA JUGA: Lindungi Rumah dari Tikus dan Laba-laba dengan 4 Bahan Alami Ini!
Kita sudah tahu dari penelitian sebelumnya, menikah memiliki potensi untuk bermanfaat baik untuk kesehatan fisik dan mental.
Tetapi temuan baru ini menawarkan pengingat yang serius, sifat dari suatu hubungan masih membuat perbedaan terbesar bagi kesejahteraan kita.
"Ini bukan tindakan berjalan di lorong atau menandatangani surat nikah yang bermanfaat bagi kesehatan - ini yang dilakukan pasangan untuk satu sama lain selama pernikahan," tambah Shroud.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR