"BPA telah terbukti menyebabkan perlemakan hati, serta peningkatan lemak perut dan intoleransi glukosa pada hewan," kata Blumberg.
Bisphenol merupakan zat kimia berbahaya yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh, bahkan memengaruhi tingkat kesuburan wanita.
Untuk itu, European Chemicals Agency (ECA) sebagai badan yang mengontrol bahan kimia di Eropa akan mengurangi penggunaan zat kimia Bisphenol pada 2020 mendatang.
Beberapa perusahaan juga mengklaim tak lagi menggunakan BPA melainkan bahan kimia lain.
Kendati demikian, bahan kimia pengganti yang digunakan ternyata memiliki efek yang sama dengan BPA.
BACA JUGA: Bukan Raja Arab, Begini Kehidupan Mewah Keluarga Sultan Brunei yang Super Kaya
"Studi awal menunjukkan bahan kimia pengganti, seperti BPF dan BPS, memiliki aktivitas yang sama dengan BPA," jelasnya.
Diskusi BPA sebagai obesogen telah menjadi kontroversi, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami efek paparan zat ini bagi tubuh.
Namun, dalam studi peninjauan baru-baru ini, para ilmuwan mencatat semakin banyak bukti yang ada untuk menghubungkan paparan BPA dengan peningkatan risiko obesitas pada seseorang.
Pengharum ruangan
Meski berbau menyegarkan, pengharum udara juga dapat mengandung DEP.
"Beberapa phthalates telah diklasifikasikan sebagai karsinogen dan telah terbukti menjadi obesogenic dalam penelitian pada hewan dan terkait dengan obesitas pada manusia," kata Blumberg.
Source | : | Reader's Digest,The Sun |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR