Nakita.id - Pemeriksaan yang dilakukan terhadap bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui kondisi bayi, apakah normal ataukah justru mengalami gangguan/kelainan.
Nah, berikut ini penjelasan selengkapnya!
Pemeriksaan Awal
Begitu bayi lahir, dokter segera melakukan penilaian awal, yaitu memeriksa kondisi bayi secara umum berupa:
1. Mengecek apakah bayi menangis atau tidak
Apakah bayi dengan spontan menangis kuat atau tidak? Umumnya, dalam 30 detik pertama setelah lahir bayi akan segera menangis dengan kuat.
Bila tidak atau bayi menangis seperti merintih, ada kemungkinan ia mengalami gangguan pernapasan atau paru-paru. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Memeriksa warna kulit
Apakah kulit si kecil pucat/biru atau merah muda? Begitu pula bagian mulut/bibir apakah biru atau merah.
Bila semuanya berwarna merah berarti normal. Bila bibir tampak merah, tapi ujung telapak tangan dan kaki biru, juga masih tergolong normal.
Warna biru itu kemungkinan karena bayi kedinginan. Kecuali bila bibirnya biru juga, itu menandakan ada masalah pada paru-paru atau jantung. Sirkulasi darah tidak sampai ke otak atau jantung, sehingga bibir tampak biru.
3. Pernapasan
Apakah bayi dapat bernapas tanpa kesulitan? Apakah ia mengalami kesulitan napas atau bahkan tidak bernapas sama sekali sehingga perlu dirangsang agar bisa bernapas?
Jadi, dokter akan memeriksa apakah napasnya teratur, sesak atau mengalami kesulitan napas. Bila si kecil kelihatan terengah-engah, menandakan ada masalah atau gangguan.
4. Bergerak aktif atau lemas
Dokter juga akan memantau apakah bayi bergerak aktif atau lunglai/lemas.
Nah, pemeriksaan awal kondisi umum ini tidak lain adalah tes apgar.
Apgar sendiri merupakan sebuah metode yang diperkenalkan oleh Dr. Virginia Apgar. Kalau ternyata bayi menangis kencang, bergerak aktif, kulitnya merah, napasnya bagus, dan denyut nadinya baik, maka nilai apgarnya pasti bagus.
Dokter tak perlu melakukan banyak tindakan, tinggal mengeringkan dan menghangatkan bayi serta membersihkan jalan napas.
Skor apgar yang baik adalah 8-10. Bila di bawah 7 berarti mengalami afiksasi (kekurangan oksigen) sedang.
Pada bayi akan dilakukan pembersihan jalan napas dengan cara disedot atau mengusap punggung untuk merangsang pernapasannya.
Sedangkan bila nilai apgarnya di bawah 3 masuk kategori afiksasi berat. Bayi harus diresusitasi, yaitu mendapatkan alat bantu napas. Kadang juga diperlukan obat-obatan untuk menanganinya.
Setelah pemeriksaan awal tersebut dan diketahui nilai apgarnya, selanjutnya dokter melakukan tindakan pembersihan jalan napas.
Bila ternyata napasnya terganggu, misalnya terdengar bunyi “grok”, maka hidung atau mulut si kecil akan dibersihkan dari lendir dengan cara disedot. Ini berguna untuk memastikan hidungnya terbuka dan bisa bernapas.
Pemeriksaan Lain
Setelah pemeriksaan dan tindakan awal dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lain. Bila diketahui kondisi bayi sudah stabil, dokter akan mencari kemungkinan-kemungkinan kelainan bawaan yang mungkin dialami bayi, mulai kepala sampai kaki.
Pada bagian kepala akan diperiksa, apakah ada kelainan bentuk seperti hidrosefalus; kelainan mata seperti katarak atau kelainan bola mata; dari wajah dilihat apakah ada kelainan seperti down syndrome.
Lalu diperiksa hidungnya ada lubangnya atau tidak; mulutnya apakah celah-celah langit tertutup atau ada kelainan, semisal sumbing langit-langit; begitu juga telinga; sampai tangan dan kaki normal atau tidak jumlah jari, bentuk dan sebagainya.
Tak ketinggalan diperiksa juga anusnya ada atau tidak, sering kali bayi lahir tanpa anus. Kemudian, dokter juga memeriksa bentuk jenis kelamin si kecil.
Bila laki-laki, diperiksa apakah terdapat testis. Berikutnya, diperiksa juga bagaimana refleks-refleks bayi.
Bila semuanya dinyatakan normal atau tak ada kelainan, berarti “aman”. Setelah itu, tali pusat si kecil dipotong, lalu “dijepit” dengan alat penjepit dan dibersihkan cukup dengan alkohol 70%.
Selanjutnya, bayi yang basah dengan air ketuban dibersihkan menggunakan kain bersih dan kering, lalu diselimuti, kepala bayi juga dalam kondisi tertutup.
Ini berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap hangat.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR