Nakita.id - Jika mendengar kata overdosis, pasti yang terpikirkan pertama adalah obat.
Overdosis biasa disangkutkan dengan heroin yang dicampurkan alkohol, obat tidur, atau obat penenang.
Namun ternyata overdosis juga bisa terjadi akibat zat yang sering dianggap tidak berbahaya.
BACA JUGA: Seorang Perempuan Disiram Kecap Ikan dan Bubuk Cabai Serta Ditelanjangi Oleh Perempuan Bersuami
Melansir dari Listverse, inilah 4 hal yang bisa menyebabkan overdosis.
Kecap
Pada 2013, seorang pria berusia 19 tahun dari Virginia minum 0,9 liter kecap setelah ditantang oleh teman-temannya.
Dia mengalami koma dan hampir mati karena kadar garam yang ekstrim di tubuhnya.
Hipernatremia adalah suatu kondisi terlalu banyak garam dalam darah.
Aliran darah yang jenuh karena garam akan menarik air dari bagian lain tubuh, termasuk otak, untuk menurunkan konsentrasi garam.
Ketika otak kehilangan air, ia bisa menyusut dan berdarah.
Setelah remaja ini meminum kecap, dia mulai mengalami kejang.
Teman-temannya membawanya ke rumah sakit, tetapi di sana dia sudah koma.
Dokter mengeluarkan garam dari sistemnya menggunakan campuran air dan gula dekstrosa.
Kadar natriumnya kembali normal lima jam kemudian, tetapi remaja ini tetap koma selama tiga hari.
BACA JUGA: Sukses dan Punya Banyak Bisnis, Ini Cita-cita Mulia Ashanty yang Belum Tercapai
Dokter mengatakan bahwa pemuda itu beruntung masih hidup.
Dia adalah orang pertama yang overdosis garam dalam jumlah besar dan bertahan hidup tanpa masalah neurologis.
Teh
Seorang pria dari Arkansas menderita gagal ginjal akibat terlalu banyak minum es teh.
Pria berusia 56 tahun itu minum sekitar 16 liter es teh setiap hari.
Pada Mei 2014, pria itu dirawat di rumah sakit setelah mengeluh mual, lemah, dan nyeri tubuh.
Dokter menemukan bahwa ginjalnya tersumbat dan mengalami iritasi.
Kerusakan pada ginjal pria disebabkan oleh zat kimia yang disebut oksalat.
Zat kimia ini terkandung dalam teh hitam serta makanan lain seperti bayam.
Pria asal Arkansas mengkonsumsi 3-10 kali lebih banyak oksalat daripada rata-rata orang Amerika.
Menurut Harvard School of Public Health, batas aman mengonsumsi teh adalah 4 cangkir per hari.
BACA JUGA: Curiga Anaknya Menangis Setiap Pergi ke Sekolah, Ibu Ini Taruh Perekam di Tas Anak, Hasilnya Mengejutkan!
Krim otot
Krim otot dapat meredakan rasa nyeri, tetapi menggunakan terlalu banyak juga dapat berakibat fatal.
Metil salisilat adalah anti-inflamasi yang ditemukan dalam produk krim otot.
Meskipun krim otot diterapkan dengan dioleskan ke kulit, substansinya bisa memasuki tubuh melalui pori-pori dan menembus otot, saraf serta aliran darah.
Pada 2007, Arielle Newman meninggal karena overdosis metil salisilat.
Pelari berusia 17 tahun ini secara teratur menggunakan krim otot yang mengandung metil salisilat.
Tubuhnya menyerap metil salisilat dari waktu ke waktu sampai bahan kimia tersebut meracuni tubuhnya.
Dia juga mengoleskan krim otot sebelum berpartisipasi dalam sebuah pertandingan, yang diyakini menjadi faktor tambahan penyebab kematian Newman.
Panas yang dihasilkan saat dia berlari akan membuka pori-pori kulitnya dan menyebabkan peningkatan penyerapan.
BACA JUGA: Bayi 17 Bulan Meninggal Karena Overdosis Garam, Ternyata Sang Ibu Sengaja Meracuninya
Vitamin
Vitamin seharusnya meningkatkan kesehatan kita , tetapi mengonsumsi terlalu banyak suplemen sebenarnya dapat menyebabkan kanker.
Beberapa jenis vitamin larut dalam air jika kita memgonsumsinya over kakan keluar melalui urin.
Tetapi vitamin lain, seperti vitamin A, D, E, dan K larut dalam lemak, tidak bisa.
Jenis-jenis vitamin ini akan disimpan dalam lemak tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak dapat menumpuk hingga tingkat beracun dan menyebabkan kerusakan hati, cacat lahir, gangguan sistem saraf pusat, serta kanker.
Pada tahun 1985, sekelompok dokter memulai sebuah uji coba dimana para peserta diberi beta-karoten dalam dosis tinggi.
Beta-karoten merupakan suplemen vitamin A yang diyakini dapat mengurangi risiko terkena kanker.
Uji coba ini ditutup lebih awal karena justru menyebabkan kanker pada beberapa peserta, bukannya mencegahnya.
Secara khusus, pria perokok yang mengonsumsi suplemen beta-karoten berisiko 18 persen lebih tinggi menderita kanker paru-paru.
BACA JUGA: Viral Video Mas Pur 'TOP', Inilah Sosok Putri Anne Alias Novita yang Membuatnya Patah Hati
Sebuah studi tahun 2001 yang dilakukan oleh National Cancer Institute menghasilkan hasil yang serupa.
Temuan ini menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi suplemen vitamin E berisiko 17 persen lebih tinggi menderita kanker prostat.
Source | : | Listverse |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR