Mereka pun tidak bisa sembarang mencari penonton bayaran, ada kategori umum, mahasiswa dan campuran.
Begitu pula dengan penampilan penonton bayaran, bisa formal, semi-formal atau casual.
Mukhlis, sebagai koordinator penonton bayaran kategori umum, bisa meraup keuntungan hingga Rp 50 juta per bulan.
Sedangkan, Rika koordinator penonton bayaran mahasiswa bisa mengantongi keuntungan paling besar Rp 17 juta per bulan.
“Dulu ada acara di kampus, aku jadi koordinator danusnya dan cari-cari link buat jadi penonton bayaran. Lama-lama ada yang mau minta tolong buat nonton juga. Tadinya nggak nyari keuntungan, eh tapi makin lama makin banyak yang minta. Akhirnya coba potong aja fee dari fee mereka. Dan keterusan deh sampai sekarang,” kata Rika.
BACA JUGA: Jangan Marah, Moms! Ini Aneka Sikap Ngotot Anak dan Cara Mengatasinya
Jumlah yang sangat fantastis hanya sebagai koordinator penonton bayaran untuk beberapa program televisi.
Dengan keuntungan sebesar itu, pihak televisi biasanya memberi bayaran penonton sebesar Rp 25-100 ribu per program acara.
Lalu, agensi atau koordinator penonton bayaran akan memotong Rp 5-15 ribu dari uang yang diperoleh setiap penonton.
Bisnis ini biasanya terjadi mulai dari pihak televisi yang menghubungi agensi penonton bayaran atau sebaliknya agensi mencari program acara yang membutuhkan penonton.
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR