Nakita.id - Banyak sejumlah selebriti Tanah Air terkenal dengan mengawali perannya sebagai penonton bayaran atau koordinatornya.
Salah satunya Elly Sugigi, yang populer sejak menjadi koordinator penonton bayaran di beberapa acara stasiun televisi.
Bahkan Ia menjadikan fenomena penonton bayaran ini sebagai ladang bisnis yang menggiurkan.
BACA JUGA: Ramai Kasus Penipuan Elly Sugigi, Ini 6 Fakta di Balik Penonton Bayaran
Sayangnya, pekerjaannya tersebut justru membuat nama Elly Sugigi saat ini ramai diperbincangkan.
Ia dilaporkan Tessa Mariska atas tudingan penipuan bisnis penonton bayaran televisi.
Tessa Mariska, penyanyi dangdut merasa ditipu Rp 50 juta dan tidak mendapat keuntungan dari bisnis yang disepakati bersama Ely Sugigi.
Terlepas dari kasus Elly Sugigi, ternyata bisnis penonton bayaran ini sangat memberikan keuntungan besar.
Melansir dari Tribunnews.com, Dea seorang mahasiswi Universitas Pancasila menceritakan alasannya menjadi penonton bayaran.
BACA JUGA: Elly Sugigi Sebut Tessa Mariska Hanya Cari Panggung, Siapa Sosoknya?
Dea mengaku inisiatif menjadi penonton bayaran untuk mencari uang tambahan yang diakui cukup menjanjikan.
Setidaknya Ia bisa mengantongi Rp 500 -600 ribu sebagai penonton bayaran beberapa acara sekaligus.
“Iya, baru angkatan gue sih yang inisiatif jadi penonton bayaran. Karena sebenernya lumayan mempengaruhi banget. Biasanya kalau kita cari dana dengan ngamen, udah jauh-jauh ke tempatnya, eh dapetnya cuma dua ratus ribu. Ke sini kita jauh-jauh, bisa dapat 500-600ribu. Dua kali lipat gitu," jelasnya.
Bahkan ada pula yang bisa mengantongi Rp 1,5-2 juta per bulan, yang cukup niat menjadi penonton bayaran.
Dengan jumlah yang cukup banyak hanya sebagai penonton bayaran, mereka harus menonton 3-4 tayangan program televisi dalam sehari.
BACA JUGA: 2 Tahun Berlalu, Nikita Mirzani Cerita Dibalik Kasusnya dengan Almarhumah Jupe!
Jika penonton bayarannya saja bisa mengantongi hingga Rp 2 juta, tentu koordinator penontonnya mendapat keuntungan yang lebih banyak.
Hanya bermodal komunikasi dan networking yang luas, para koordinator penonton bisa mendulang keuntungan hingga Rp 12 juta.
Koordinator penonton ini bertugas mengumpulkan ratusan penonton bayaran setiap saat atau bahkan kurang dari satu jam acara dimulai.
Hal tersebut diakui langsung oleh Mukhlis, salah satu koordinator agensi penonton bayaran.
"Saya punya koorlap yang banyak di daerah-daerah. Semua Jabodetabek ini saya ada koorlapnya, dan mereka yang bawain penonton bayaran kalau dibutuhkan di sini berapa, di situ berapa. Saya tinggal hubungi mereka," ujarnya.
BACA JUGA: Hilda Vitria Mendadak Berhijab, Warganet Doakan Berjodoh dengan Billy Syahputra!
Mereka pun tidak bisa sembarang mencari penonton bayaran, ada kategori umum, mahasiswa dan campuran.
Begitu pula dengan penampilan penonton bayaran, bisa formal, semi-formal atau casual.
Mukhlis, sebagai koordinator penonton bayaran kategori umum, bisa meraup keuntungan hingga Rp 50 juta per bulan.
Sedangkan, Rika koordinator penonton bayaran mahasiswa bisa mengantongi keuntungan paling besar Rp 17 juta per bulan.
“Dulu ada acara di kampus, aku jadi koordinator danusnya dan cari-cari link buat jadi penonton bayaran. Lama-lama ada yang mau minta tolong buat nonton juga. Tadinya nggak nyari keuntungan, eh tapi makin lama makin banyak yang minta. Akhirnya coba potong aja fee dari fee mereka. Dan keterusan deh sampai sekarang,” kata Rika.
BACA JUGA: Jangan Marah, Moms! Ini Aneka Sikap Ngotot Anak dan Cara Mengatasinya
Jumlah yang sangat fantastis hanya sebagai koordinator penonton bayaran untuk beberapa program televisi.
Dengan keuntungan sebesar itu, pihak televisi biasanya memberi bayaran penonton sebesar Rp 25-100 ribu per program acara.
Lalu, agensi atau koordinator penonton bayaran akan memotong Rp 5-15 ribu dari uang yang diperoleh setiap penonton.
Bisnis ini biasanya terjadi mulai dari pihak televisi yang menghubungi agensi penonton bayaran atau sebaliknya agensi mencari program acara yang membutuhkan penonton.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR