Hal ini karena di zaman Romawi kuno maupun feodal China, pengantin perempuan biasanya melakukan perjalanan hingga bermil-mil ke kota pengantin pria.
Tentu dalam perjalanan rentan mendapat gangguan atau serangan seperti rampok, preman atau pelamar saingan.
Dengan adanya pengiring yang pakaiannya hampir sama dengan pengantin, para penjahat akan bingung dan kesulitan menemukan si pengantin perempuan.
Selain itu, pernikahan di zaman Romawi kuno dianggap sah jika ada 10 orang saksi.
Semua saksi tersebut harus berseragam dengan warna yang sama.
Sementara tradisi lain mulai memudar, kebiasaan ini tetap bertahan di era Victoria.
BACA JUGA: Salah Satunya Ikan Teri, Inilah Makanan yang Bisa Membuat Si Kecil Cerdas
Ratu Victoria memiliki 12 pengiring saat menikahi Pangeran Albert pada tahun 1840.
Kedua belas pengiring tersebut mengenakan gaun putih yang senada dengan gaun satin Sang Ratu.
Dengan mengenakan gaun berwarna putih, Ratu Victoria telah mendobrak tradisi pernikahan bangsawan yang biasanya mengenakan warna perak.
Pada pernikahan modern, adanya bridesmaid mungkin telah berubah fungsi.
Di antaranya untuk melibatkan keluarga dekat atau sahabat di acara pernikahan.
Atau bisa juga karena alasan budaya dan agama.
BACA JUGA: Alasan Putri Charlotte Selalu Kenakan Dress, Bukan Karena Aturan Kerajaan
Source | : | bustle.com,rd.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR