Untuk memahami penyebabnya, tim peneliti memutuskan untuk menguji sanitizer yang mengandung berbagai tingkat alkohol terhadap sampel bakteri.
Mereka mulai dengan solusi yang mengandung 23% alkohol, kemudian perlahan-lahan dinaikkan kandungannya.
Sedangkan umumnya pembersih tangan mengandung sekitar 60% alkohol.
BACA JUGA: Tampak Minimalis dan Sempit, Rumah di Tebet Ini Justru dapat Penghargaan Internasional!
Rekan penulis, Timothy Stinear, seorang peneliti di Universitas Doherty Institute for Infection and Immunity di Universitas Melbourne, menyatakan bahwa ini mungkin pertama kalinya bakteri rumah sakit terbukti menjadi resisten terhadap alkohol.
Ketika membandingkan strain yang dikumpulkan oleh para peneliti, bakteri yang dikumpulkan setelah 2009 ditemukan sepuluh kali lebih toleran daripada bakteri yang dikumpulkan sebelum 2004.
Untuk membuktikan bila bakteri E. faecium, dilakukan uji dengan tikus.
BACA JUGA: 5 Hal Ini Wajib Diketahui Tentang Transplantasi Ginjal, Catat!
Hasilnya ternyata E. faecium juga mengenai tikus yang hidup di kandang yang didesinfeksi dengan antiseptik alkohol.
Menurut Gizmodo, tim memeriksa pelet kotoran tikus dan menemukan bahwa strain toleran alkohol benar-benar berkembang lebih baik di bawah kondisi ini.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR