Nakita.id - Hand sanitizer atau pembersih tangan pasti pernah digunakan oleh siapapun.
Terlebih bagi pekerja rumah sakit yang kadang membutuhkan keadaan yang steril.
Tapi sebuah penelitian baru mengungkap, ada bakteri tertentu yang tahan terhadap pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
Laporan berjudul "Increasing tolerance of hospital Enterococcus faecium to handwash alcohols" ini diterbitkan dalam Science Translational Medicine pada 1 Agustus.
BACA JUGA: Bukan Cuma Layar Ponsel, Membaca Bisa Menyebabkan Mata Minus Pada Anak
Sejak 2002, beberapa rumah sakit di Australia mulai menerapkan dispenser untuk penggunaan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
Itu cukup dikenal efektif dalam mencegah infeksi yang rentan dialami seorang perawat di rumah sakit.
Lambat laun tingkat infeksi tertentu memang menurun, tapi di sisi lain ditemukan infeksi tertentu mulai meningkat.
BACA JUGA: Yuk Tiru Cara Inul Daratista Melepaskan Nafsu Sekaligus Bikin Langsing
Salah satu contohnya ialah infeksi enterococcal yang disebabkan oleh Enterococcus faecium atau E. faecium.
Peningkatan jumlah kasus pada jenis infeksi ini diamati di negara-negara di seluruh dunia, bukan hanya Australia.
Hal ini terjadi bahkan saat semua rumah sakit sudah menggunakan dispenser hand sanitizer.
Untuk memahami penyebabnya, tim peneliti memutuskan untuk menguji sanitizer yang mengandung berbagai tingkat alkohol terhadap sampel bakteri.
Mereka mulai dengan solusi yang mengandung 23% alkohol, kemudian perlahan-lahan dinaikkan kandungannya.
Sedangkan umumnya pembersih tangan mengandung sekitar 60% alkohol.
BACA JUGA: Tampak Minimalis dan Sempit, Rumah di Tebet Ini Justru dapat Penghargaan Internasional!
Rekan penulis, Timothy Stinear, seorang peneliti di Universitas Doherty Institute for Infection and Immunity di Universitas Melbourne, menyatakan bahwa ini mungkin pertama kalinya bakteri rumah sakit terbukti menjadi resisten terhadap alkohol.
Ketika membandingkan strain yang dikumpulkan oleh para peneliti, bakteri yang dikumpulkan setelah 2009 ditemukan sepuluh kali lebih toleran daripada bakteri yang dikumpulkan sebelum 2004.
Untuk membuktikan bila bakteri E. faecium, dilakukan uji dengan tikus.
BACA JUGA: 5 Hal Ini Wajib Diketahui Tentang Transplantasi Ginjal, Catat!
Hasilnya ternyata E. faecium juga mengenai tikus yang hidup di kandang yang didesinfeksi dengan antiseptik alkohol.
Menurut Gizmodo, tim memeriksa pelet kotoran tikus dan menemukan bahwa strain toleran alkohol benar-benar berkembang lebih baik di bawah kondisi ini.
Lance Price, seorang profesor dari George Washington University, yang tidak berafiliasi dengan penelitian ini, terkejut dengan temuan itu karena dia selalu menganggap alkohol sebagai pembasmi bakteri.
"Tapi yang jelas, ini adalah organisme inovatif. Evolusi terjadi sangat cepat ketika Anda berurusan dengan populasi yang dapat berlipat ganda setiap 30 menit dan bepergian dalam paket miliaran," katanya.
BACA JUGA: Berlinang Air Mata, Nagita Menangis Saat Dengar Curhatan Denada
"Kami harus berhati-hati tentang tren baru ini terhadap ketergantungan yang tinggi pada pembersih tangan berbasis alkohol," tambahnya.
Yang terpenting sabun dan air harus menjadi perlindungan nomor satu menurut Price.
Temuan itu tidak menunjukkan bahwa kita harus membuang pembersih tangan dulu.
BACA JUGA: Wow, Takoyaki Snack Khas Jepang Punya Nutrisi Baik Untuk Tubuh
Pembersih berbasis alkohol mungkin lebih efektif dalam beberapa kasus, seperti strain yang menyebabkan infeksi Staph.
Para peneliti mendorong penggunaan pembersih tangan yang tepat yang dapat membantu mengurangi kemungkinan bakteri menjadi lebih toleran.
Ini berarti memilih cairan dan menggosok tangan sampai kering, yang biasanya memakan waktu sekitar 20 detik. (*)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR