"Waktu sekolah sampe SMA jadi ikut takraw. Soalnya kalau di SMA tuh kalau yang atlet takraw pada gratis sekolahnya, jadi ikut takraw," ujar mereka berdua.
Sebelum mengenal takraw, kehidupan Lena dan Leni dapat dianggap jauh dari kata layak.
Untuk menyambung hidup, mereka harus bekerja serabutan.
"Paling kita ikut bantu-bantu orangtua aja. Ke sawah, bantu tetangga, cuci piring, cuci baju, ya gitu aja," ujarnya.
Bahkan mereka pernah memakai sepatu hasil mengais sampah untuk berlatih sepak takraw di sekolah.
"Kan tetangga itu ada yang jadi bos rongsokan itu kan. Rongsokan yang engga bisa dijual, gak laku itu kan pasti dibuang di tanggul sungai tu. Jadi paginya kita nyari di situ, kalau ada yang sepasang kami ambil buat sekolah, buat latihan juga," sambungnya sembari tersenyum.
Meski sudah menorehkan banyak prestasi, Lena dan leni mengaku awalnya mereka tidak terlalu suka dengan cabang olahraga ini.
Namun karena mereka sudah mendapatkan fasilitas serta prestasi, maka mereka juga ingin memberikan yang terbaik.
BACA JUGA: Ternyata, Orang Terkaya di Indonesia ini Jadi Atlet di Asian Games 2018!
Hingga akhirnya mereka mengaku sepak takraw merupakan hobinya sekarang.
"Alhamdulillah jadi hobi jadi profesi juga. Hobi dibayar kan enak gitu. Udah hobi dibayar, paling enak itu," ucap mereka senang.
Dari sepak takraw, dapat dikatakan kehidupan di kembar asal Indramayu ini berangsur-angsur membaik.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR