Nakita.id - Pekerjaan sebagai pengasuh anak-anak keturunan bangsawan tampaknya sangat menyenangkan.
Namun di balik pekerjaan tersebut ternyata ada beberapa pengasuh yang memilih untuk berhenti karena dianggap 'terlalu menuntut'.
Pekerjaan dengan gaji 40 ribu USD atau sekitar Rp585 juta pertahun tersebut memang terlihat menggiurkan, namun tanggung jawab yang diemban mereka juga sangat berat.
BACA JUGA: Tak Tahan Sikap Keluarga Kerajaan, Ayah Meghan Bawa Nama Putri Diana
Salah satu pengasuh pewaris kerajaan Inggris yang terkenal adalah Maria Teresa Turrion Borallo dari Kota Palencia, Spanyol.
Pada 2017 lalu terdengar kabar bahwa salah satu pengurus rumah Kate dan Pangeran William, Sadie Rich, memutuskan berhenti dari pekerjaannya.
Selama 2 tahun Sadie telah mengabdi kepada keluarga bangsawan tersebut namun sayangnya ia merasa tidak sanggup dengan beban yang diterimanya.
Seorang sumber mengatakan bahwa Sadie merupakan seorang pekerja keras, namun pekerjaan ini justru mampu membuatnya 'menyerah'.
"Sadie adalah seorang pekerja keras tapi tuntutan pekerjaannya terlalu banyak, bahkan untuknya.
BACA JUGA: Bernuansa Merah Putih, Cita Citata Tampak Menawan Saat Photoshoot
"Mereka (keluarga kerajaan) ingin Sadie menghabiskan lebih banyak waktu di Istana kensinton dan pekerjaannya terus meningkat sepanjang waktu. Dia tidak memiliki kehidupan normal di luar pekerjaan," ungkap seorang sumber, melansir Express.co.uk.
Dari keterangan tersebut kita tahu bahwa menjadi seseorang yang bekerja di dalam istana tidaklah mudah.
Kemudian mantan staf atau pengasuh memberikan penjelasan tentang rahasia yang terjadi di balik pintu tertutup istana.
Seperti 5 rahasia berikut melansir dari laman The Talko.
1. Pengasuh harus merelakan kehidupan pribadi
Seorang ahli pengasuh yang berlatih di sekolah pengasuh bergengsi, Rosemary Albone, memberi tahu bahwa para pengasuh harus menyerahkan kehidupan pribadi mereka sendiri.
Biasanya kerajaan memilih pengasuh yang tidak mempunyai pasangan atau anak.
Hal ini untuk menghindari bocornya rahasia di dalam istana dan ini sesuatu yang paling ditakuti keluarga kerajaan.
"Karena pengasuh memiliki hubungan langsung dengan bayi kerajaan, ia harus secara khusus menyesuaikan diri dengan masalah kerahasiaan dan privasi. Kehidupan pribadi sang pengasuh akan dilihat dan diamati dengan seksama sehingga ia mungkin perlu menyimpan kehidupan pribadinya untuk sementara waktu," ungkap Rosemary.
Setidaknya hingga anak-anak tumbuh besar.
BACA JUGA: Penampilan Lady Amelia Windsor, Anggota Kerajaan Inggris Tercantik!
2. Mereka dapat melawan dengan tangan kosong
Sebagai seorang pengasuh, terutama pengasuh calon raja di masa depan, mereka harus bisa melawan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Di Elite Norland College, mereka berlatih cara menendang, memotong dan meninju lawan.
Mereka juga akan dilatih mengemudi agar dapat 'kabur' saat sedang dalam kondisi 'tidak menguntungkan'.
Setiap tahun mereka harus membayar 16 ribu USD atau sekitar Rp234,1 juta untuk pendidikan tersebut.
Selain ilmu bela diri, mereka juga diberi pelatihan seperti penjaga pantai serta latihan pertolongan pertama.
Seorang juru bicara sekolah Elite Norland mengatakan, "Kami mengajarkan siswa kami bahwa keselamatan dan kesejahteraan anak-anak adalah prioritas mereka. Semua pelatihan kami adalah tentang melengkapi siswa kami dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk merawat anak-anak di zaman modern . "
3. Taruhan rahasia pesta staf 'liar'
Ternyata, di balik pintu tertutup Istana terdapat serangkaian pesta liar yang merupakan rahasia penghuni istana.
Dalam dokumen-dokumen pengadilan, mantan Petugas Perlindungan Kerajaan, Paul Page, membuat serangkaian tuduhan tentang budaya minum dan korupsi di kalangan karyawan kerajaan.
Dia juga mengungkapkan bahwa bekerja dalam kondisi yang kurang segar adalah hal 'alami' dan memakai salah satu dari 775 kamar di Buckingham Palace untuk tidur adalah hal biasa.
Rahasia tentang para bangsawan yang menyimpan alkohol juga hanya diketahui oleh staf istana saja.
Seorang reporter Telegraph, Gordonm Rayner mengungkapkan, "Pangeran Charles dan Duchess of Cornwall (Camilla) kadang-kadang membawa alkohol mereka sendiri (ketika bepergian). Pengawal polisi mereka akan diam-diam membawa sekantong minuman, seperti gin atau tonik untuk Charles dan anggur merah untuk Camilla."
BACA JUGA: Bukan Hanya Ratu, Pangeran Charles Juga Jadi Mesin Keuangan Kerajaan yang Biayai Anak Cucunya
4. Perjalanan mereka ke seluruh dunia bukanlah untuk liburan.
Mungkin orang-orang akan merasa iri saat mendengar pengasuh bayi kerajaan akan mengikuti kemana pun majikan mereka pergi, bahkan ke luar negeri.
Namun tur keliling negara ini untuk seorang pengasuh di kerajaan tidaklah semewah kedengarannya.
"Tur dunia bertemu kepala negara dan melihat penampilan kekayaan budaya terdengar seperti kehidupan yang indah. Namun saya tidak iri. Kunjungan mereka ke situs terkenal di dunia jarang berlangsung lebih dari 40 menit, dan kemungkinannya mereka tidak akan pernah kembali (ke negara tersebut)," ungkap jurnalis Telegraph, Gordon Rayner.
Pada usia 4 tahun dan 2 tahun, Pangeran George dan Putri Charlotte telah mengunjungi berbagai negara, seperti Karibia Mustique, Jerman, Polandia, Australia, Selandia Baru dan Pegunungan Alpen di Prancis.
Namun di balik itu semua, keluarga kerajaan harus buru-buru pergi ke tempat lainnya.
5. Jika menghukum anak bangsawan secara fisik, pengasuh akan dipukul
Sang pengasuh boleh mendisiplinkan anak-anak keluarga kerajaan dengan suara keras, namun jangan pernah menggunakan fisik.
Pelatihan untuk pengasuh ketiga anak Kate dan William saat di sekolah Norland membuat semboyan 'Anak tidak pernah nakal'.
Penulis buku British Nannies dan the Great War, Louise Heren, mengatakan, "Para pengasuh tidak akan pernah menampar. Mereka akan dipukul jika mereka melakukannya."
Nah, bagaimana menurut Moms tentang rahasia tersebut?
BACA JUGA: Sama Seperti Orang 'Biasa', Keluarga Kerajaan Inggris Juga Lakukan Hal Lucu!
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR