Nakita.id - Di Amerika Serikat pernah ada penelitian yang memperlihatkan kalau masyarakat di sana minum minuman bersoda ibarat meminum air putih.
Kebiasaan ini menjadi penyumbang kalori dalam menu mereka, sekitar 7% dari total yang masuk.
Padahal sebelum minum, mereka sudah mengonsumsi fastfood seperti cheese burger, ayam goreng, dan lainnya.
Bisa dibayangkan berapa jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh?
BACA JUGA: Tiru Cara Miliader Ini, Lakukan Penghematan di 3 Hal Agar Bisa Kaya
Tak heran banyak orang Amerika mengalami obesitas dan diabetes.
Belum lagi gangguan ginjal, hingga banyaknya kasus patah tulang pada orang yang gemar sekali meminum minuman bersoda.
Kebiasaan yang dilakukan oleh orang Amerika kini dilakukan oleh masyarakat Indonesia termasuk anak-anak kita.
Hal ini seiring dengan masuknya restoran-restoran siap saji waralaba ke Indonesia.
Anak-anak sarapan, rehat di sekolah, camilan, sampai makan malam berupa burger, ayam goreng, spageti atau pizza.
BACA JUGA: Gurih Dan Pedasnya Daging Masak Cabai Cuka Ini Bikin Nambah Terus
Minumnya bukan tak mungkin minuman bersoda juga.
Asal tahu saja, softdrink merek populer yang kebanyakan dikonsumsi anak-anak, per kemasannya ternyata mengandung 10-15 sendok teh gula murni.
Ini jumlah yang jauh melebihi kebutuhan harian kita akan gula karena unsur gula masih didapat anak dari makanan-makanan lain yang dikonsumsi di hari itu.
Sayangnya masih banyak orangtua yang menganggap minuman bersoda lebih istimewa daripada air putih yang tidak ada rasanya.
Apalagi jika cuaca panas, aaah….lebih enak minum softdrink, begitu kata Si Kecil.
Mereka gandrung karena rasanya yang segar jika diminum dingin-dingin.
Tapi kalau sudah ketagihan, sayang sekali, hal ini dapat mengurangi tingkat kesehatan anak.
BACA JUGA: Kate Middleton Pakai Sepatu dengan Harga Murah, Bahkan Rakyat Biasa Bisa Beli!
Perlu Dibatasi
Tubuh memang membutuhkan cairan.
Namun, hindari minuman manis bersoda karena tak memiliki nilai gizi di dalamnya.
Minuman ini hanya akan menjadi “limbah” dalam tubuh.
Nah, sebelum Si Kecil ketagihan, ada baiknya orangtua mulai membatasi dengan menerapkan kebijakan mengonsumsi minuman bersoda.
Berikut cara-cara memberikan batasan:
BACA JUGA: 6 Gejala Kanker Pankreas yang Sering Terabaikan, Cek Sekarang!
1. Buat kesepakatan
Buatlah perjanjian dengan anak kapan ia boleh minum minuman bersoda.
Yang jelas tidak setiap hari, bisa saja hanya seminggu sekali atau saat pesta.
2. Jangan kebanyakan
Batasi hanya satu kaleng atau satu botol kecil sekali minum.
Selain kadar gula dan CO2-nya tinggi, umumnya minuman bersoda mengandung pemanis buatan, pewarna, pecita rasa, dan lainnya.
Bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh itu dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan anak jika sudah menumpuk.
BACA JUGA: Hanya Memijat di Wajah, Begini Cara Menyingkirkan Flu dalam 5 Menit!
3. Jelaskan kandungannya
Anak kerap menanyakan alasan mengapa kita membatasi minum minuman bersoda.
Jelaskan kepada anak dengan lugas apa saja alasannya.
Misalnya, kalau keseringan bisa menyebabkan sakit perut, batuk karena iritasi, atau pada anak yang lebih besar bisa menimbulkan efek yang lebih serius seperti sakit ginjal, jantung, diabetes, kegemukan, dan lainnya.
Dengan memahami alasannya diharapkan anak mampu membatasi diri dan tidak sembunyi-sembunyi meminumnya.
BACA JUGA: Hasil Penelitian: Berendam di Air Dingin Bisa Turunkan Berat Badan
4. Jangan menyimpan stok di rumah
Kebiasaan banyak keluarga adalah menyetok makanan dan minuman di dalam lemari es mereka.
Demi kesehatan, hindari menyetok minuman bersoda di rumah. Alihkan ke minuman sehat yang banyak dijual di pasaran.
Rasanya pun tak kalah nikmat, seperti jus/sari buah yang tidak dicampur gula, susu, minuman bervitamin, dan lainnya.
KOMENTAR