Nakita.id - Saat akhir pekan tiba, banyak orang yang memilih menggunakan waktunya untuk tidur sepanjang hari.
Beberapa berpendapat bahwa tidur sepanjang hari di akhir pekan dapat mengatasi kurangnya tidur karena hari kerja yang dipenuhi kesibukan.
Namun, apakah cara ini benar-benar efektif?
BACA JUGA: Jokowi Berjoget di Pembukaan Asian Games 2018, Kaesang Sindir Lewat Twitter
Tidur adalah aktivitas yang diperlukan untuk menjaga tubuh dan otak agar bekerja optimal, serta mencegah kematian dini.
Tapi, kesibukan terkadang membuat sebagian dari kita tidak cukup tidur.
Menurut seorang peneliti tidur dan psikolog, ada cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi efek dari kurang tidur ini.
Dilansir dari Independent, Chin Moi Chow, seorang peneliti tidur, mengatakan meski kita bisa 'menebus' waktu tidur yang kurang, tapi itu tak akan berjalan efektif.
Ha-hari yang telah kita lalui dengan jam tidur yang kurang akan membuat memori menjadi tidak stabil.
Memori yang tidak stabil berubah menjadi stabil ketika kita tidur nyenyak.
BACA JUGA: Gara-gara Kostum Via Vallen Untuk Pembukaan Asian Games 2018, Desainernya Banjir Pujian!
Tapi, itu tidak akan terjadi jika kesempatan untuk tidur nyenyak hilang pada hari yang sama.
Ahli saraf Leonie Kirszenblat juga mengatakan kita mampu mendapatkan kembali tidur karena sesuatu yang disebut "tekanan tidur".
Menurut Kirszenblat, tekanan tidur memberi tahu otak bahwa kita belum cukup tidur, yang kemudian dapat menyebabkan perubahan fisiologis.
Tapi, Kirszenblat mengatakan kurang tidur akan berdampak pada daya ingat meski kita tidur lebih lama di akhir pekan.
"Tidur juga membantu mengeluarkan protein beracun yang terkait dengan gangguan neurodegeneratif," kata Kirszenblat.
Siobhan Banks, selaku peneliti tidur, sependapat dengan hal ini.
BACA JUGA: Bebas dari Penjara, Aktor Rio Reifan Resmi Nikahi Kekasihnya Pengusaha Kaya
Menurutnya, semakin sering kita kurang tidur, semakin sulit perbaikan memori terjadi.
Peneliti tidur Gemma Paech dan psikolog Melinda Jackson juga berpendapat 'menebus' waktu tidur yang kurang tidak semudah membatalkan rencana akhir pekan hanya untuk mengganti tidur.
Paech mengatakan terlalu sering mengalami kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Sementara itu, tidur di akhir pekan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan karena dapat mempengaruhi "sistem waktu sirkadian", atau jam internal tubuh, yang mengarah ke "social jet lag".
Jackson juga menerangkan adanya dampak buruk yang ditimbulkan oleh kurangnya tidur pada jam biologis kita.
“Siklus tidur hingga bangun pada manusia didasarkan pada ritme 24 jam.
Setelah kita beralih ke siklus berikutnya, jam biologis kita pada dasarnya akan diatur ulang,” katanya.
BACA JUGA: Gara-gara Kostum Via Vallen Untuk Pembukaan Asian Games 2018, Desainernya Banjir Pujian!
Menurut Jackson, otak kita memiliki kemampuan untuk merespons kehilangan tidur dan menyesuaikan intensitas tidur.
Jadi, berusaha untuk 'menebus' waktu tidur yang hilang di akhir pekan adalah hal yang tak akan benar-benar mengganti kekurangan tidur kita di hari lain.
Riset terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Stress Research Institute, Stockholm University, menemukan kurang tidur menyebabkan tingginya angka kematian.
Riset ini juga menemukan terlalu banyak tidur, atau lebih dari delapan jam semalam, bisa dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Meskipun tidur di akhir pekan dapat mengatasi efek negatif dari kurang tidur, namun cara ini tak akan berfungsi optimal bagi perbaikan memori di otak.
BACA JUGA: Romantis, Priyanka Chopra dan Nick Jonas Kompak Ungkap Hal Ini Usai Bertunangan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Terjadi Pada Tubuh Bila Menghabiskan Akhir Pekan dengan Tidur".
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR