Nakita.id - Banyak yang tidak menyadari bahaya dehidrasi sukarela ini karena kurangnya informasi.
Dehidrasi merupakan tanda alami tubuh kekurangan cairan, disebabkan jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk.
Berdasarkan jenisnya, dehidrasi terbagi menjadi tiga, yakni:
1. Dehidrasi Ringan
Ditandai dengan penurunan cairan tubuh 5% dari berat badan.
Tanda-tandanya:
- haus,
- mulut kering,
- bibir kering.
Kondisi ini masih sering diabaikan.
2. Dehidrasi Sedang
Ditandai dengan penurunan cairan tubuh 5-10% dari berat badan.
Tanda-tandanya:
- tonus kulit menurun (kalau kulit dicubit akan lama kembali ke bentuk semula alias tidak kenyal),
- berat badan menurun,
- konsentrasi menurun.
Biasanya kalau sudah seperti ini orang baru akan peduli.
Baca Juga: Bukan Hanya Demam dan Diare, Berikut Ini Faktor dan Gejala Lain Ketika Anak Mengalami Dehidrasi
3. Dehidrasi Berat
Ditandai dengan penurunan cairan tubuh lebih dari 10% berat badan.
Tanda-tanda:
- mata menjadi cekung,
- kulit pucat,
- ujung-ujung jari menjadi dingin karena aliran darah ke kapiler-kapiler berkurang,
- warna kulit di ujung-ujung jari kadang jadi kebiru-biruan karena oksigen yang dibawa aliran darah berkurang, dan
- denyut nadi turun dari cepat sekali menjadi superlambat.
Penderita jadi apatis dan kesadarannya perlahan menurun.
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sangat berat, dehidrasi bisa berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga kematian.
Selain disebutkan di atas, tanda umum yang terjadi pada penderita dehidrasi adalah berkurangnya frekuensi dan volume urine serta terjadi perubahan warnanya.
Orang yang terkena dehidrasi, selain jarang kencing dan jumlahnya sedikit, warna urinenya pun lebih pekat.
Ini terjadi karena tubuh secara alami akan menahan semua cairan, termasuk cairan yang mestinya dibuang seperti urine.
Semakin lama ditahan, jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya semakin banyak, hingga warnanya menjadi keruh.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR