Nakita.id - Dian Sastrowardoyo adalah nama yang tidak asing lagi terdengar di dunia perfilman Indonesia.
Bermula pada tahun 2001, karir Dian mulai cemerlang saat ia bermain dalam film Pasir Berbisik.
Melalui film itu, Dian dianugerahi sebagai pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002).
Setelah itu, karir Dian semakin melonjak ketika dia berperan sebagai Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta.
Baca Juga : Dikomentari Terlalu Kurus Oleh Warganet, Nindy Tulis Pesan Menohok!
Beradu akting dengan Nicholas Saputra, membuat masyarakat selalu terngiang dengan peran Cinta dan Rangga yang mereka mainkan.
Tak berhenti di situ, kisah Cinta dan Rangga yang terlanjur menempel di hati masyarakat Indonesia membuat film Ada Apa Dengan Cinta kembali dibuat dalam sekuel kedua, yaitu Ada Apa Dengan Cinta 2 pada tahun 2014.
Di tahun 2018 ini, Dian pun kembali beradu akting dengan Nicholas, tapi dalam judul dan genre film yang berbeda, yaitu film Aruna dan Lidahnya.
Bukan unsur percintaan yang dikedepankan, melainkan perjalanan kuliner yang menjadi tonggak film yang akan tayang pada September 2018 mendatang.
Baca Juga : Dalam Film Terbarunya, Dian Sastrowardoyo Akui Perannya Sangat Unik
Berhasil memerankan banyak judul film, ternyata tujuan Dian bukanlah sebuah penghargaan bergengsi.
Dian mengakui, apabila tujuan dirinya bermain film hanya untuk mendapatkan sebuah penghargaan atau piala, hal itu bisa membuat sebuah kebiasan.
“Gue sendiri sebagai aktor itu tujuannya bukan piala, karena menurut aku itu terlalu banyak distraction,” ujar Dian saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Selain itu, berhasilnya seorang aktor atau aktris mendapat pengharagaan tak hanya dinilai dari kualitas ia dalam bermain film, tapi juga dari sisi selera para juri yang menilai.
Baca Juga : Sering Disepelekan, Kebiasaan Ini Justru Berisiko Membuat Sembelit
“Kalau motivasinya itu adalah piala, menurut aku itu akan bias, karena siapa yang tau kriteria dapat piala itu siapa, saya bukan juri dan juri itu tidak hanya satu orang, tapi banyak.
Masing-masing juri punya parameter dan selera yang berbeda-beda,” jelas Dian beberapa waktu lalu.
“Jadi kita tidak bisa kontrol kata orang siapa yang bagus atau tidak bagus, siapa yang menang dan tidak. Jadi menurut saya itu terlalu subjektif dan musingin.
Karena musingin itu malah jadi tidak konsen dengan apa yang sedang kita bikin sekarang,” imbuhnya.
Meski demikian, Dian akui jika ia selalu berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap film yang ia kerjakan.
Baca Juga : Hipertensi Menjadi Faktor Kematian Mendadak, Kenali Penyebabnya!
“Kalau saya sebagai aktris tidak memikirkan embel-embel dapat piala atau engga, kalau dapat itu bonus alhamdulillah.
Kalau engga ya gapapa. Jadi intinya setiap projek yang saya kerjakan itu pakai hati agar bisa dinikmati masyarakat,” jelas Dian, ibu dari dua orang anak.
Dian menambahkan, baginya sebuah film layaknya makanan, yang mana harus memiliki nilai gizi lengkap, bernutrisi tinggi, tapi enak untuk dinikmati.
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR