Nakita.id - Penyakit stroke masih menjadi masalah kesehatan serius yang berisiko untuk banyak orang.
Menurut The World Health Organization, stroke menjadi penyebab kematian urutan wahid di sejumlah negara seperti Cina, India, Rusia, Brazil dan Indonesia.
Masih menurut WHO, ditemukan 17 juta kasus baru stroke setiap tahunnya dan 7 juta berujung pada kematian.
Fakta lainnya, 1 dari 6 kasus stroke terjadi pada pasien dengan Fibrilasi Atrium (FA) atau gangguan irama jantung.
Dengan angka yang sedemikian fantastis, sayangnya sebagian besar orang tidak menyadari tanda stroke sampai gejalanya sudah terlanjur parah.
Penting untuk diketahui, terdapat dua jenis stroke yakni stroke hemoragik dan stroke iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah.
Baca Juga : Cara Cepat Pertolongan Stroke, Ini 4 Hal yang Harus Segera Dilakukan
Namun, kebanyakan kasus stroke yang teridentifikasi ialah jenis iskemik.
Stroke iskemik tidak memiliki gejala yang berbeda dan seringkali luput dari perhatian.
Penyebab umum yang melatarinya adalah gumpalan atau kejang yang menghalangi aliran darah di bagian tertentu dari otak.
Jaringan di sekitar pembuluh yang membeku kemudian membengkak dan ruang di tengkorak menjadi terbatas.
Selama stroke, lengan dan kaki seseorang dapat berhenti bergerak, seseorang mungkin kehilangan koordinasi atau kemampuan untuk mendengar atau berbicara.
Namun, jika ditangani lebih dini maka besar kemungkinannya bagi pasien bisa sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala.
Baca Juga : Terlihat Awet Muda Bak Remaja, Ternyata Yuni Shara Rutin Konsumsi Minuman Ini!
Oleh karena itu, deteksi dini menjadi hal yang penting, khususnya stroke iskemik yang gejalanya kadang samar.
Karena itu, waspadai jika terdapat gejala seperti dibawah ini:
Berikut adalah gejala-gejala yang patut diwaspadai
- Senyum di wajah tak simetris, kesulitan menelan air minum secara tiba-tiba
- Gerak separuh anggota tubuh mengalami kelemahan mendadak
- Bicara pelo, atau mengalami kesulitan bicara tanpa diduga
- Rabun, pandangan mata tiba-tiba menjadi kabur
- Sakit kepala hebat yang tidak pernah dialami sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan dan kesulitan koordinasi gerakan.
"Kami menyebut ini slogan SeGeRa Ke RS, jadi kalau ada kerabat terdekat atau bahkan diri sendiri merasakan ini sebaiknya segera ke rumah sakit agar bisa mendapat pertolongan yang dibutuhkan," ungkap Dr. Mohammad Kurniawan, Sp.S(K) dalam Press Conference bertajuk "Kabar baik bagi pasien Fibrilasi Atrium di Asia: Hasil Studi XANAP tunjukkan penggunaan Rivaroxaban turunkan risiko stroke dan perdarahan" di Jakarta, Kamis (20/9).
Lebih lanjut, Kurniawan pun memaparkan trik sederhana untuk mendeteksi apakah detak jantung kita masih normal sehingga mencegah penyakit stroke.
"Bisa lakukan tindakan sederhana di rumah yaitu MeNaRi, mengecek denyut nadi sendiri. Setiap rentang usia itu memiliki rentang normal masing-masing. Cek apakah denyut kita normal, terlalu lambat atau malah terlalu cepat agar bisa terdeteksi dan mencegah hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR