Nakita.id - Normalkah mengalami pendarahan setelah melakukan hubungan seksual atau hubungan intim?
Mungkin saja beberapa perempuan kerap mengalami hal ini.
Bila mendapati hal ini mungkin Moms akan panik, namun kabar baiknya, tidak selalu keluarnya darah dari miss V menjadi pertanda serius.
Meskipun Moms juga perlu mengobservasi seberapa sering Moms mengalami kondisi ini.
Baca Juga : Karakteristik Pecinta Pedas Menurut Penelitian, Moms Termasuk?
"Sejumlah kecil bercak darah mungkin normal dan baik-baik saja jika itu terjadi satu kali atau pada kesempatan tertentu," Nichole Mahnert, MD, seorang obgyn di Banner University Medical Center Phoenix, dikutip dari Health.
Tetapi jika itu terjadi lebih dari sekali, saatnya untuk memeriksakan ke dokter.
"Kebanyakan penyebabnya tidak berbahaya, tetapi ada beberapa yang perlu diwaspadai," ujar Felice Gersh, MD, seorang ob-gyn dan pendiri sekaligus Direktur Praktik Medis Integratif Irvine di Irvine, California.
Baca Juga : 5 Alasan Mengapa Moms Perlu Mengonsumsi Quinoa, Manfaatnya Luar Biasa!
Jika Moms melihat bintik-bintik merah di tempat tidur atau di antara kaki setelah berhubungan seks, pastikan untuk berbicara dengan dokter obgyn untuk mencari tahu apakah salah satu dari masalah ini harus mendapat perhatian khusus.
Berikut 6 penyebab pendarahan usai berhubungan seks:
1. Efek samping alat kontrasepsi
Salah satu manfaat utama alat kontrasepsi ialah untuk mengatur siklus Moms.
Tetapi, "Jenis kontrasepsi hormonal apa pun dapat menyebabkan bercak setelah hubungan seksual," kata Mahnert.
Biasanya, Moms akan memerhatikan ini saat memulai pil baru, karena biasanya butuh beberapa bulan bagi tubuh untuk menyesuaikan diri.
Baca Juga : Dokter Reisa Bagikan Tip Menjaga Kecantikan Untuk Ibu Rumah Tangga
Tetapi sesuatu yang lain bisa saja terjadi.
Kontrasepsi hormonal, "Kadang-kadang dapat menyebabkan atrofi yang signifikan, atau mengeringkan vagina, (dan sebagai hasilnya) hubungan seksual dapat menyebabkan robek dan beberapa perdarahan," kata Gersh.
Jika Moms berpikir alat kontrasepsi menjadi penyebab miss V berdarah usai berhubungan seks, dokter obgyn dapat membantu melihat opsi yang lebih baik.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Bagikan Tips Memuji Anak Tanpa Membuatnya Merasa Terbebani
2. Memiliki infeksi menular seksual (IMS)
Infeksi menular seksual dapat menyebabkan banyak gejala yang tidak menyenangkan. dan perdarahan pascaseks jelas salah satunya.
Terutama jika infeksi menyebabkan radang serviks, yang disebut cervicitis.
"Serviks yang sangat teriritasi dapat berdarah bisa bergesekan," kata Gersh.
IMS seperti klamidia, gonore dan trikomoniasis dapat menyebabkan servisitis, sehingga bercak apa pun dapat disebabkan oleh salah satu infeksi umum ini, Mahnert meperingatkan.
Baca Juga : Alasan Prabu Revolusi dan Zee Zee Shahab Tak Pakai ART Menginspirasi!
"Kebanyakan perempuan tidak memiliki gejala IMS, itulah sebabnya mengapa penting untuk mencari pengobatan ketika Anda memiliki gejala seperti perdarahan abnormal," imbuhnya.
2. Polip endometrium
"Polip seperti tetesan air mata terbentuk di saluran reproduksi di leher rahim atau di dalam rahim.
Mereka jinak dan mereka dapat berukuran antara beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter," ungkap Gersh.
Baca Juga : Faktanya, 1000 Hari Pertama Si Kecil Menentukan Tingkat Kecerdasannya
Polip dapat menggantung dari leher rahim ke dalam vagina, di mana mereka mungkin disentuh atau bergesekan saat berhubungan seks.
"Mereka memiliki banyak pembuluh darah, dan dapat mengeluarkan darah jika terbentur, sehingga Moms akan melihat sejumlah kecil darah setelah bersenggama," katanya.
Perlu dicatat bahwa polip lebih umum di antara perempuan yang lebih tua, umumnya usia 40 tahun ke atas.
Baca Juga : Sering Bawa Smartphone ke Toilet, Bakteri Berbahaya Ini Siap Mengintai Moms!
Jika Moms mencurigai polip adalah penyebab setiap darah yang terlihat setelah berhubungan seks, dokter obgyn dapat mendiagnosisnya, begitu kata Gersh.
3. Miss V yang kering dapat menimbulkan robekan
Jika Miss V tidak cukup basah saat berhubungan seks, ada kemungkinan Moms akan mengalami perdarahan.
Itu karena semua gesekan dari penetrasi dapat merusak jaringan vagina yang sensitif, menurut Dr. Gersh.
"Dokter dapat berbicara tentang pilihan yang mencakup pelumas, pelembab, dan estrogen vagina, tergantung penyebab kekeringannya," kata Mahnert.
Baca Juga : Dicibir Warganet Foto Liburannya Jelek dan Instagramnya 'Berantakan', Prilly Beri Respons Menohok!
Tetapi pastikan Moms berbicara dengan dokter daripada mendiagnosis sendiri dan mengobatinya sendiri.
"Secara umum, perempuan harus menjauhi pemakaian obat feminin (area kewanitaan) di apotek karena produk-produk tersebut dapat membuat gejala lebih buruk (vagina menjadi lebih kering)," tambah Dr. Mahnert.
Plus, kekeringan itu bisa dikaitkan dengan masalah mendasar, seperti pengendalian hormonal Moms.
4. Tanda-tanda fibroid
Rahim terdiri dari jaringan kelenjar dan otot dan fibroid adalah pertumbuhan jaringan otot yang jinak.
Fibroid bisa sekecil kacang atau lebih besar dari buah anggur dan biasanya tumbuh dari dinding uterus dari tangkai.
Baca Juga : Tak Diduga, Bahan Dapur Ini Mampu Hancurkan Sel Kanker dan Diabetes!
"Lebih dari 75% perempuan akan memiliki fibroid di beberapa titik di tahun reproduksi mereka," kata Dr. Mahnert.
Kebanyakan perempuan bahkan tidak akan pernah tahu jika mereka memilikinya dan jika seseorang didiagnosis, sebagian besar tidak perlu perawatan.
Masalah bisa mulai timbul jika fibroid tumbuh terlalu besar.
Jika itu terjadi, dokter mungkin ingin mendiskusikan pilihan pengobatan, seperti operasi.
Karena fibroid juga dapat memicu perdarahan.
Baca Juga : Alasan Prabu Revolusi dan Zee Zee Shahab Tak Pakai ART Menginspirasi!
"Fibroid dapat menyebabkan perdarahan ketika mereka semua atau sebagian di dalam rongga rahim.
"Mereka memiliki banyak darah untuk mereka dan dengan gerakan seks yang memantul, mereka bisa mulai mengeluarkan darah", jelas Gersh.
5. Menderita vaginosis bakterial atau infeksi jamur
Kedua infeksi ini sangat umum. Diperkirakan tiga dari empat perempuan akan mengalami setidaknya satu kali dalam hidupnya.
"Setiap jenis infeksi dapat menyebabkan peradangan dan iritasi, yang dapat mengakibatkan perdarahan saat berhubungan seks," kata Mahnert.
Sehingga, adanya perdarahan bukanlah gejala yang paling umum dengan vaginosis bakterial atau infeksi jamur.
Mereka biasanya ditandai dengan perubahan warna atau bau keputihan serta ketidaknyamanan vagina seperti gatal yang berkepanjangan.
Baca Juga : Capai Ratusan Juta, Segini Jumlah Uang Bulanan Lina dari Sule Saat Masih Berumah Tangga!
"Tapi jika leher rahim terinfeksi dan menjadi meradang (alias, servisitis), mungkin ada sejumlah kecil darah yang terlihat setelah berhubungan seks, karena gesekan yang terjadi," ungkap Gersh.
6. Mengidap kanker serviks
Kanker serviks jarang terjadi pada perempuan yang mendapatkan tes Pap reguler.
Namun, American Cancer Society memperkirakan bahwa 13.240 kasus baru kanker serviks invasif akan didiagnosis pada 2018.
"Perdarahan dengan seks adalah gejala utama kanker serviks," kata Gersh.
Baca Juga : Najwa Shihab Analisa Seorang Syahrini, Percaya Diri Tingkat Ratu!
Perdarahan biasanya ringan dan tidak nyeri. Itu karena sifat vaskular kanker serviks dan bahwa gesekan seks dapat mengiritasi jaringan dan menyebabkan perdarahan."
Jika mengalami perdarahan abnormal berlanjut atau persisten, beri tahu dokter obgyn.
Dokter akan melakukan pemeriksaan close up leher rahim, dan akan memastikan Moms mengikuti tes Paps dan HPV. (*)
Source | : | Health |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR