Nakita.id - Moms, memilik anak lebih dari satu tentunya akan sangat merepotkan.
Apalagi terkadang anak-anak memiliki karakter yang berbeda satu sama lain, sehingga mendidik dan merawatnya mungkin akan berbeda pula.
Seperti halnya artis cantik Nia Ramadhani, dalam mendidik ketiga anak-anaknya, Mikhayla Mikhayla Zalindra Bakrie (6), Mainaka Zanatti Bakrie (3), dan Magika Zaladrie Bakrie (1).
Baca Juga : Kolagen Tak Lagi Diproduksi Tubuh Setelah 25 Tahun, Dr. Reisa Berikan Solusinya!
Dalam acara Ngopi Dara yang tayang di salah satu stasiun televisi, rekan presenternya, Jessica Iskandar menanyakan perihal itu kepada Nia Ramadhani.
Dalam acara ini juga terlihat cuplikan Nia Ramadhani saat memarahi Naka.
Baca Juga : Kronologi Tewasnya Suporter Persija yang Dikeroyok Oknum Bobotoh
Nia tampak kesal melihat anaknya yang tak menurut kepadanya saat mengerjakan PR.
Hal ini pun membuatnya dicap sebagai orangtua yang galak oleh banyak orang.
Ibu tiga anak ini pun mengakui jika dirinya memang galak dan mengungkapkan alasannya bersikap seperti itu.
Baca Juga : Jadi Juara, Anthony Ginting Dapat Surat Dari Penggemar di China, Ini Isi Suratnya!
Menurutnya, orang-orang hanya bisa melihat dari satu cuplikan singkat saja yaitu saat ia memarahi Naka, padahal masih banyak hal lainnya yang tak terlihat.
"Sebenarnya sih tiap orangtua ada caranya masing-masing, kalau kalian kan melihat pada saat itunya doang, jadi kan terserah orang mau bilang apa, tapi aku emang tegas sama anak-anak aku," jelas Nia Ramadhani dikutip dari YouTube acara tersebut (24/9/2018).
Baca Juga : Sederet Permak Wajah Pedangdut Iis Dahlia, Lihat Before dan Afternya
Perihal perbedaan sikapnya kepada ketiga anaknya, Nia melakukannya karena anak-anaknya memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Menurut Nia, ia harus bersikap lebih keras dan memberikan penjelasan panjang lebar kepada putri pertamanya, Mikha karena lebih sulit diatur ketimbang adiknya, Naka.
"Eh itu kan tiga anak pasti sifatnya beda-beda dong, kamu cara ngadepin sama pukul rata apa beda-beda?" tanya Jessica Iskandar kepada Nia Ramadhani.
"Beda-beda, kalo Naka itu alus banget, dia cuman diomongin dikit gitu dia pasti langsung dengerin. Kalo Mika panjang, kita harus jelasin dengan berbagai alasan kalo mau ngasih tau kalo ngasih peraturan ke dia, beda-bedalah cara ngedidik anak gitu." jelas Nia.
Baca Juga : Retno Hening dan Suami Terkejut Ketika Si Kecil Kirana dengan Polosnya Menanyakan ini
Moms, prilaku tegas terhadap anak memang diperlukan, namun memarahi dan mengatakan anak malas atau bodoh, sama saja dengan memberinya label, atau labelling.
Menurut Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., salah satu kata labeling yang sering diucapkan oleh orangtua ialah malas.
Melabel anak malas tidak akan efektif dan justru membuat anak merasa dibenarkan perilakunya.
Baca Juga : Jadi Juara, Anthony Ginting Dapat Surat Dari Penggemar di China, Ini Isi Suratnya!
“Jadi bukannya dia dikritik dan jadi bersemangat tetapi dia jadi merasa dibenarkan bahwa dia malas,” ungkap Nina.
Daripada mengatakan malas, Nina menyarankan orangtua menuntun apa yang hendak dia harapkan dari anak.
“Dari pada dia bilang beresin kamar, dia bisa lebih detail. Misalnya tolong dong barang barang yang di atas lantai dinaikan ke atas meja, setelah itu tolong disapu dulu lantainya. Jadi lebih mudah untuk dicapai dibandingkan membereskan kamar secara keseluruhan,” ujarnya memberi contoh.
Baca Juga : Yuk Bersepeda! Ternyata Punya Manfaat Untuk Kesehatan Otak dan Tulang!
Menurut Nina, jangan gunakan kata bodoh tetapi pahami dahulu kondisi anak.
Sebagai seorang psikolog, Nina juga melihat bahwa kadang kala anak-anak tidak hanya kesulitan dalam pelajaran karena pelajaran itu saja.
Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhinya.
“Kadang kadang ada pelajaran matematika yang dia tidak bisa mengejarkannya karena belum betul-betul paham. Ada juga masalah ketidak telitian. Atau karena tidak bisa konsentrasi. Beberapa hal itu kan tentu berbeda-beda penanganannya,” ungkap Nina.
Baca Juga : Alasan Sonya Fatmala, Istri Hengky Kurniawan Tak Mau Titipkan Anak Inspiratif
“Selain itu, kadang-kadang ketika anak terlalu tertekan dengan guru atau pelajaran tertentu, anak tidak bisa mengerjakan pelajaran tersebut. Hal-hal itu yang akhirnya membuat dia terkesan gagal terus dalam pelajaran tersebut,” tambahnya.
Padahal bila orangtua dapat mengetahui apa saja yang dapat menghambat prestasi anak, maka orangtua akan tahu bahwa begitu banyak kata yang bisa digunakan selain kata bodoh.
Baca Juga : Coba 10 Resep Hubungan Intim yang Lebih Dahsyat Efeknya dari Viagra
Tentunya dengan menggunakan kata-kata yang lebih positif, orangtua bisa membantu anak lebih berprestasi.
“Misalnya ‘Sulit ya pelajarannya? Ayo kita belajar lagi’, atau coba digali lagi hal apa yang sebetulnya membuat anak menjadi sulit,” tutup Nina.
Source | : | YouTube,grid.id,nakita.grid.id |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR