Nakita.id - Data dari DKI Jakarta menunjukkan bahwa 10% perempuan dengan pendidikan rendah sudah melakukan hubungan seksual pada usia 15-24 tahun.
BkkbN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) menyebutkan, median usia perkawinan rata-rata sudah mencapai usia 20 tahun.
"BkkbN menganjurkan menikah pertama untuk perempuan di usia 21 tahun. Kalau kita ambil angka mediannya sudah lumayan, pada angka 20.
Baca Juga : Shah Rukh Khan Sebut Anak Bukanlah Tanggung Jawab Orangtua, Kok Bisa?
Tapi ini median ya (rata-rata tengah), yang menikah di bawah 18 tahun masih banyak," terang Drg. Widwiono, M.Kes, Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta BkkbN di acara hari kontrasepsi sedunia "Terencana Sejak Muda" oleh DKT Indonesia pada Selasa (25/9/2018) di Kembang Goela Restaurant, Jakarta.
Pernikahan remaja, atau anak di bawah usia 18 tahun (menurut Undang-undang Perlindungan Anak) ini memiliki beberapa penyebab.
Widwiono menyebutkan, "Ada banyak, tetapi yang paling disorot karena kemiskinan, aset ekonomi karena banyak keluarga yang punya banyak anak dan tak bisa menyekolahkan, anak perempuannya pun dinikahkan agar tak menjadi beban orangtua.
Baca Juga : Begini Detail Rumah Ruben Onsu yang Dikabarkan Berhantu, Memang Seram?
Terutama di daerah pinggiran banyak terjadi."
Tak hanya itu, "Faktor budaya, juga adat yang berumut 15 tahun dikira sudah besar, jadi dinikahkan saja.
Jadi ini yang perlu kita edukasi kepada masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat.
Baca Juga : Gosipnya Bella Shofie 'Rebut' Daniel Rigan dari Istrinya, Sakit Hati, Anaknya Tulis Surat Ini!
Agar masyarakat tahu bahwa banyak kelemahannya jika perempuan menikah muda," tambah Widwiono.
Namun, pemakaian kontrasepsi cukup tinggi dilakukan oleh perempuan di kelompok umur 15-19 tahun, sebesar 45 persen.
"Kemudian pemakai kontrasepsi pada perempuan usia subur 15-49 tahun ini CPR (contraceptive prevalency rate) itu 63% sudah cukup tinggi," tambah Widwiono.
Baca Juga : Dikenal Baik dan Ramah Anak, Ternyata Komedian Kelas Dunia ini Predator Seksual Ganas!
Dalam upaya menggencarkan program keluarga berencana, pihak BkkbN pun melakukan ragam upaya.
"Apa yang dilakukan oleh BkkbN tentunya melakukan advokasi kepada stakeholder, mitra kerja, tentang ketahanan keluarga.
Salah satunya seperti yang kita lakukan ini, melakukan penguatan kerjasama dengan mitra potensial kementrian lembaga, perguruan tinggi, dan lain-lain," jelas Widwiono.
Baca Juga : Sudah Resmi Cerai, Sule Ternyata Kembali Dihubungi Lina Karena Hal Ini
Hal ini juga termasuk dalam melakukan edukasi tentang pernikahan pertama perempuan yang sebaiknya dilakukan di usia 21 tahun, dan untuk laku-laki di usia 25 tahun.
"Alat kontrasepsi dari DKT Indonesia sendiri juga berkontribusi pada program BkkbN," ungkap Widwiono.
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR