Dengan kata lain, seluruh aktivitas yang melibatkan kontak oral-oral, termasuk berciuman, bisa menularkan H. pylori.
Baca Juga : Diana Nasution Meninggal Akibat Sakit Lambung, 3 Buah Ini Bisa Mencegahnya
"Malah alat-alat makan tidak terbukti menyebarkan H.pylori," kata Marcellus Simadibrata, seperti dikutip dari Kompas.com.
Bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit dispepsia atau peradangan pada lambung, termasuk maag.
Adanya infeksi bakteri ini yang dibiarkan secara terus menerus bisa menimbulkan penyakit pencernaan lainnya, seperti ulkus hingga kanker lambung.
H.pylori ini bisa terdapat pada muntahan maupun feses (kotoran) sehingga penularanya bersifat oral-fekal.
Artinya, bila ada kegiatan yang membuat mulut bersentuhan dengan cipratan muntah atau tangan yang belum dicuci setelah menyentuh feses maka risiko terinfeksi sangat tinggi.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Menyesal Sering Memuji Anaknya Pintar!
Deteksi infeksi H.pylori bisa dilakukan dengan pemeriksaan invasif maupun non-invasif.
Untuk pemeriksaan invasif bisa dilakukan dengan endoskopi biopsi.
"Diambil sampel dari sana, dikulturkan, lalu dites urease. Bakteri itu mengeluarkan enzim urease, bila hasilnya positif maka benar itu adalah H.pylori," papar dokter spesialis gastroenterologi ini.
Kultur bakteri juga bisa dilihat dengan mikroskop histopatologi untuk menentukan strain yang ada dari ciri-ciri fisik.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR