Nakita.id - Kisah heroik petugas Air Traffic Control (ATC), Anthonius Gunawan Agung yang tewas dalam tragedi gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah membuatnya disebut sebagai pahlawan.
Lelaki 22 tahun ini tewas setelah mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 terbang dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufie, Palu ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.
Pesawat Batik Air yang dipiloti Kapten Ricosetta Mafella merupakan pesawat terakhir yang akan lepas landas pada hari kejadian gempa tsunami, Jumat (28/9).
Baca Juga : Ibu Hamil Selamat Dari Gempa Palu Setelah Terpental 2 Kali, Guncangan Gempa Tingkatkan Risiko Bayi Prematur!
Gempa berkekuatan 7,4 SR sebelum tsunami terjadi saat Gunawan Agung sedang mengarahkan pesawat Batik Air terbang.
Saat itu teman-teman kerja Gunawan Agung yang berada di tower Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie turun berhamburan keluar.
Tetapi, Gunawan Agung tetap bertahan di kursinya yang berada di lantai 4 tower demi memastikan pesawat Batik Air terbang dengan selamat.
Dari grup percapakan beredar rekaman komunikasi antara Agung dan Kapten Riscosetta Mafella di balik kokpit Batik Air ID 6231 terakhir kali.
Isi percakapan mereka ditulis oleh Birgalso Sinaga yang beredar di media sosial dan diunggah oleh Rachel Goddard.
Baca Juga : Pernah Idap Kanker Ovarium Shahnaz Haque Hindari Daging Merah, Gejala Awal Penyakit Ini Kembung!
"Pilot Batik Air ID 6231..Allowed to take off..Copy," ucap Agung dari menara ATC Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu.
"Copy. Crew attendant..Air flight ready to take off," jawab pilot Batik Air.
Source | : | |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR