Puluhan ribu kali bahkan lebih, unggahan Asgaf dibagikan. Ratusan bahkan ribuan komentar memenuhi unggahan Asgaf.
Mereka turut mengucap belasungkawa, doa bahkan banyak yang meminta bantuan untuk mencari keluarganya.
Hanya itu cara ampuh masyarakat untuk menemukan keluarganya.
Mereka berharap, media sosial bekerja sesuai fungsinya. Sebagai media untuk menyebarkan informasi terkini dengan baik dan benar.
“Tolong, siapa saja yang menemukan anak dan keluarga ini. Mereka keluarga saya, belum ada kabar sejak gempa (emotikon menangis),” begitu kiranya mereka yang meminta bantuan kekuatan media sosial.
Mereka melampirkan foto dan ciri-ciri keluarganya, beserta posisi terakhir keluarga, berharap mendapat pencerahan.
Di situasi sulit seperti ini, bahkan akses komunikasi dan juga akses jalan ke lokasi yang juga belum pulih menjadikan masyarakat yang memiliki keluarga yang tinggal di sekitar Palu dan Donggala menjadi makin khawatir.
Mereka mengandalkan bantuan banyak orang, menyebarluaskan informasi tentang kehilangan keluarga, berusaha menghubungi tim SAR terdekat dan lain sebagainya.
Unggahan Asgaf tersebut juga seolah menjadi angina segar bagi masyarakat sekitar.
Dari banyak orang yang meminta bantuan, banyak pula yang menebar kebaikan.
Mereka mengunggah informasi tentang nomor yang bisa dihubungi bahkan mereka juga selalu mengupdate nama korban atau pasien yang sudah berhasil diselamatkan di rumah sakit terdekat.
Tentu dalam hal ini, media sosial menjadi alat utama yang diandalkan mereka yang memiliki jarak dengan korban bencana.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,tribunnews.com,Kompas TV |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR