Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa ada 540 juta penduduk di dunia menderita gangguan jiwa.
Sedangkan angka kekambuhan pada pasien gangguan jiwa yaitu 50-92 persen.
Hal ini diakibatkan karena kurangnya dukungan sosial dari keluarga maupun masyarakat.
Menurut Bambang, saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa gangguan jiwa adalah 'noda' akibat dosa yang dilakukannya.
Akibatnya, masyarakat menjadi takut dan menghindar.
Baca Juga : Tak Memangsanya, Buaya Ini Malah Mengantar Jenazah ke Tepian Sungai
Anggapan ini menyebabkan orang yang mengalami gangguan jiwa belum mendapatkan penanganan yang baik.
Selain itu, banyak ODGJ yang takut dan tidak suka ditangani oleh dokter maupun psikolog.
Bahkan terkadang ada yang marah dan tersinggung karena mengganggap dirinya tidak sakit.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR