Nakita.id - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Puwo Nugroho, dikabarkan tengah mengidap penyakit yang cukup serius, yaitu kanker paru.
Dan sayangnya, kanker yang diidap Sutopo sudah sampai di stadium 4B.
Meski begitu, Sutopo hingga kini tetap bekerja melayani masyarakat dan menginformasikan perihal bencana yang sedang terjadi di Sulawesi Tengah dan lainnya dengan tepat waktu.
Seperti yang pernah disampaikannya melalui cuitannya di akun Twitter pribadi, @Sutopo_PN.
"Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain," tulisnya.
Ternyata, sebelum Sutopo mengadakan konferensi pers pada Senin (1/10/2018) kemarin di depan 135 orang dari berbagai media, ia sempat mendapat perawatan insentif.
Hal itu disampaikan Sutopo melalui akun Twitternya.
"Selesai infus di rumah sakit langsung konferensi pers di depan 135 orang media asing dan nasional. Rasanya sedang memberikan kuliah umum di depan mahasiswa dari berbagai media. Selalu saya sisipkan pengetahuan baru tentang kebencanaan, gempa, geoscience, tsunami dll," tuturnya melalui cuitan di Twitter.
Ternyata, kanker ini sudah diidap Sutopo sudah sejak lama, dan baru divonis pada 17 Januari 2018 lalu.
Saat mendapat vonis dengan penyakit mematikan tersebut, Sutopo cukup terkejut karena kanker yang diidapnya sudah cukup parah dan menyebar ke organ lain.
Kepada tim Kompas.com, ia menceritakan awal mula dirinya tahu tentang penyakit mematikan yang diidapnya itu.
Hal ini berawal dari Desember 2017 lalu, saat Sutopo sedang sibuk-sibuknya mengurusi lalu-lintas informasi seputar Gunung Agung meletus.
Baca Juga : Tagar #RaisaMeetSutopo Mendadak Viral di Media Sosial, Ternyata Awal Ceritanya Seperti Ini!
Di tengah kegiatannya, ia tiba-tiba merasakan pinggang kiri nyeri.
Ia juga heran mengapa batuk yang sudah satu minggu lebih dideritanya itu tak kunjung sembuh.
Sutopo khawatir dengan nyeri yang ia rasakan dan awalnya menyangka bahwa itu bagian dari gejala penyakit jantung.
Kemudian pria kelahiran Boyolali tersebut memeriksakan jantungnya yang ternyata dinyatakan sehat dan normal.
Setelah itu dokter menyarankan dirinya untuk merujuk ke spesialis penyakit dalam sehingga lambungnya dapat diperiksa.
Sebab dokter mengira batuknya itu berasal dari asam lambung yang naik.
"Dua minggu obat habis, tapi batuknya enggak mereda. Saya khawatir. Ada teman yang tidak merokok, gemar berolahraga, dan bergaya hidup sehat. Namun ia diketahui kena kanker paru," tuturnya.
Atas keinginan sendiri, Sutopo berkonsultasi dengan dokter paru-paru.
Suatu hari, Sutopo berkunjung ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, seorang diri.
Ia juga menjalani pemeriksaan sinar X, cek darah, hingga CT-Scan.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, baru diketahui bahwa dirinya mengidap kanker paru dan sudah menjalar.
"Dokter bilang kanker sudah stadium empat dan menyebar ke organ lain. Saya sempat terkejut. Kanker pasti hal yang menakutkan di bayangan," ujarnya.
"Saya memang perokok pasif. Lingkungan sekitar saya banyak yang merokok. Kalau saya tidak. Kata dokter bisa jadi karena itu penyakitnya," tutur Sutopo.
Kemudian dokter langsung menganjurkannya untuk menjalani tindakan biopsi serta kemoterapi, tapi saat itu pria berusia 48 tahun tersebut belum mengiyakan.
Sebab ia harus memberitahukan kepada sang istri, Retno Utami Yulianingsih, dahulu.
Sutopo mengaku bahwa dirinya sering mengidap batuk yang tak kunjung sembuh, sedangkan nyeri pinggang dan dada sudah ia alami sejak sejak duduk di bangku SMA.
Awalnya ia mengira penyakitnya itu akan sembuh dengan sendirinya.
Bahkan ia pernah mengira posisi tidurnya yang salah adalah penyebab dirinya terkena gangguan punggung.
"Saya kira saraf atau tulang yag kena soalnya kan nyeri. Kalau batuk yang kambuhan, hilang gitu. Kalau dikasih minum obat sirup yang beredar di pasaran, biasanya batuk sembuh," tuturnya kemudian.
Hanya gejala penurunan berat badan yang tidak dialami oleh Sutopo, justru batuk serta nyeri itulah yang menyadarkannya untuk berobat.
Baca Juga : Dono 'Warkop' Meninggal Karena Kanker Paru-paru, Pasien Penyakit Ini Jarang Ada yang 'Lolos'!
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR