Kemunculan gejala seperti ini yang terjadi lebih dari satu bulan secara berturut-turut pun perlu diwaspadai, Moms.
Kejadian ini akan memerlukan adanya penanganan yang intensif pula.
Menangani trauma bukan hal yang mudah dan membutuhkan upaya yang kuat serta persisten.
Namun, perlu dipahami bahwa menghindari objek trauma terus-menerus juga bukanlah pilihan terbaik yang dapat diambil, terutama untuk kelangsungan kesehatan psikologis jangka panjang orang yang mengalami trauma itu sendiri serta orang-orang terdekat yang ada di sekitarnya.
Baca Juga : Bisa Sebabkan Gempa Hingga 9 SR, Sunda Megathrust Jadi Ancaman Besar Bagi Jakarta
Seperti disampaikan Retha Arjadi, M.Psi dalam tulisanya di Kompas.com, ketika berhadapan dengan trauma, ingatlah bahwa upaya penanganan mandiri dan dukungan orang-orang terdekat selalu dapat menjadi langkah awal yang dilakukan.
Jika cara-cara tersebut dirasa belum cukup, jangan ragu untuk menemui psikolog klinis.
Hal ini dilakukan demi memperoleh kajian komprehensif mengenai trauma yang sedang dialami serta cara yang paling strategis untuk menanganinya.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR