Tabloid-Nakita.com - Setelah lahir, bayi akan mengetahui dua hal: cara mengisap dan cara menangis. Karena itu tak heran kalau menangis akan menjadi bagian keseharian hidupnya. Bahkan, rata-rata bayi baru lahir akan menangis selama dua jam setiap harinya. Kemudian, di antara hari pertama dan umur enam minggu, jumlah tangisannya akan meningkat menjadi hampir 3 jam per hari, apa pun yang Mama lakukan! Tapi setelah itu, umumnya jumlah tangisan bayi akan menurun menjadi sekitar satu jam per hari.
Saat si kecil menangis terus-menerus, mungkin sebenarnya hal itu lebih melelahkan Mama dan Papa ketimbang dirinya sendiri. Apalagi setelah mendengar suara tangisannya menjadi serak akibat menangis terlalu lama. Sementara, bayi yang menangis akan menelan banyak udara saat menangis, yang membuat mereka semakin menderita dan tangisannya pun menjadi semakin panjang.
Kalau sudah kelelahan, Mama mungkin akan dihadapkan pada dua pilihan. Terus berusaha menenangkan dirinya, atau membiarkannya menangis sampai berhenti sendiri. Bukankah Mama sering mendengar saran bahwa lama menangis akan menguatkan paru-paru bayi?
Sebentar, benarkah membiarkan bayi menangis akan menguatkan paru-parunya? Selain itu benarkah bayi laki-laki cenderung lebih sering menangis ketimbang bayi perempuan?
Menurut sejumlah pakar, menangis tidak menguatkan paru-paru bayi, bahkan tidak memiliki pengaruh apapun terhadap organ tubuhnya tersebut. Bayi menangis karena suatu sebab, meski terkadang sulit bagi Mama dan Papa untuk menemukan penyebab pasti mengapa si kecil menangis. Bayi mungkin saja tengah merasa lapar, lelah, basah, atau mendapatkan stimulasi yang berlebihan. Karenanya, ia butuh diberi ketenangan rasa nyaman, atau cukup diberi ASI.
Menangis tidak punya manfaat apa pun bagi bayi, baik secara fisik maupun emosional, dan hal itu juga tidak akan mengajari mereka untuk tidak menangis lagi. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tangisannya direspons, 70% di antaranya akan lebih sedikit menangis ketimbang bayi yang tangisannya tidak dipedulikan. Jadi, jelas kan, menangis tidak menguatkan paru-paru bayi.
Selain itu, tidak ada bukti bahwa bayi laki-laki akan lebih sering menangis ketimbang bayi perempuan. Tangisan umum dilakukan bayi perempuan dan laki-laki, bayi sulung maupun bayi tengah atau bungsu, bayi yang diberi ASI maupun tidak. Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa ada bayi yang cenderung lebih sering menangis ketimbang yang lain, meski ada banyak teori yang membahas hal itu.
(Ratna Dyah Wulandari)
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR