Fungsinya selain untuk mentransfer makanan dan oksigen bagi janin, juga sebagai saluran ekskresi janin untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuhnya.
Dokter Adnan Yusuf mengatakan pada usia kehamilan sebelum delapan bulan, umumnya kepala janin belum memasuki bagian atas panggul.
Pada saat itu pula, ukuran bayi relatif masih kecil dan jumlah air ketuban banyak memungkinkan bayi terlilit tali pusat.
Kehamilan kembar dan air ketuban berlebihan atau polihidramnion, juga membuat kemungkinan bayi terlilit tali pusat meningkat.
Selain itu, tali pusat yang panjang juga dapat meningkatkan risiko bayi terlilit tali pusat.
Disebutkan, panjang tali pusat bayi rata-rata 50- 60 centimeter.
Panjang dan pendeknya tali pusat bergantung pada gerakan janin, seperti dilansir dari Tabloid Nakita.
Janin yang bergerak aktif merangsang pertumbuhan tali pusat menjadi lebih panjang ketimbang janin yang kurang banyak bergerak.
Gerakan janin yang ke sana kemari dan kondisi tali pusat yang panjang pun dapat menyebabkan terlilitnya janin.
Lilitan tak akan terjadi bila janin tidak bergerak (ini tentu malah berbahaya) atau jika janin mengalami kelainan gerak yang menyebabkan tali pusatnya tumbuh lebih pendek.
Lilitan tali pusat pada janin paling sering terjadi di daerah leher.
Kondisi ini sering terlihat lewat pemeriksaan USG 3 atau 4 dimensi.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Kompas.com,Instagram,Tabloid Nakita |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR